SAMPIT-- Berdasarkan data dari satelit yang dikelola Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun H Asan Sampit, hujan yang merata pada Minggu (26/8) di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mampu menghilangkan semua titik panas (hotspot), pemicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Apalagi, hujan tersebut turun dalam waktu cukup lama.
Kepala BMKG stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan menjelaskan, pada pantauan Senin (27/8) kemarin, tidak terdapat titik panas di wilayah Kotim. Hal ini membuktikan bahwa hujan cukup ampuh menghapus titik panas di wilayah ini. Sehingga untuk sementara kondisi wilayah ini, aman dari kabut asap.
"Hujan yang terjadi cukup merata, namun intesitasnya saja yang berbeda. Dengan durasi waktu yang cukup lama itu mampu menghilangkan titik panas," ujarnya, kemarin.
Dipaparkannya, hingga saat ini dari sejak 16 Juli lalu, terdata 469 titik panas yang tersebar di wilayah Kotim. Namun pada hari ini (kemarin,red) titik panas terpantau nihil. Bahkan berdasarkan prediksi BMKG, juga masih akan turun hujan di beberapa wilayah Kotim hingga Rabu (29/8) mendatang dengan estimasi curah hujan antara 2 -5 milimeter per hari. Kondisi ini masuk dalam katagori hujan ringan.
"Dalam musim kemarau saat ini bukan berarti tidak ada hujan, namun hanya estimasi dan intensitas hujannya sedikit dibandingkan pada musim penghujan," terang Nur Setiawan.
Ditambahkannya, puncak musim kemarau memang terjadi pada Agustus ini, namun musim ini akan terjadi hingga Oktober mendatang. Sehingga masyarakat diminta untuk waspada, terutama wilayah yang rawan dan berpotensi terjadi kebakaran.
"Terlebih sebelumnya titik panas juga terdapat di wilayah utara, yang mana sebelumnya hanya terdapat di wilayah selatan. Dan saat ini meluas hingga ke wilayah utara sebaran titik panasnya," pungkas Nur Setiawan. (dc/gus)