SAMPIT- Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) asal Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), secara akademik patut disejajarkan dengan akademisi dari kawasan Asia Tenggara. Salah satu buktinya, salah satu dosen muda asal Sampit yang bekerja di jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Palangka Raya, yakni Rendy Muhammad Iqbal, berhasil meraih penghargaan grant financiall support oleh Synchrotron Light Research Institute (SLRI) Thailand, Agustus tadi.
Rendy menyampaikan, SLRI merupakan salah satu lembaga penelitian terbesar di ASEAN yang fokus mengembangkan beamline untuk karakterisasi dan pengamatan pada berbagai material. Tentunya fasilitas-fasilitas yang dimiliki SLRI berupa teknologi maju dan jarang di jumpai di negara-negara berkembang.
Diajang tersebut, alumnus SMAN 1 Sampit dan S2 dari ITS ini berhasil masuk ke dalam jajaran top 10 sebagai penerima grant financiall support oleh SLRI Thailand. Hal itu diumumkan saat ASEAN Workshop X-Ray Tomography (AWXTM 20-23 Agustus 2018), di Nakhon Ratchasima, Korat, Thailand.
”AWXTM diikuti oleh 50 orang, dan 10 orang dari negara ASEAN terpilih sebagai penerima grant financial support, dari Indonesia hanya dua orang, salah satunya Bayu Azmi dari BATAN,” paparnya.
Rendy menambahkan, workshop tersebut sangat bermanfaat bagi dunia penelitian yang ada di kampus, khususnya untuk pemanfaatan mineral dan sumber daya alam Kalimantan Tengah, agar menjadi sesuatu yang bernilai guna.
”Jadi pihak SLRI sangat menyambut hangat bagi peneliti yang ingin bekerjas ama dan menggunakan fasilitas riset yang ada di lembaga mereka,” tandasnya. (gus)