PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Tengah (Kalteng) Ermal Subhan mengatakan, kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang cenderung surut memengaruhi lalu lintas distribusi hasil tambang.
Kondisi itu juga berdampak terhadap penerimaan royalti, karena dengan kondisi DAS yang cenderung surut, membuat pihak perusahaan mengurangi produksinya. Dengan demikian, produksi yang menurun ditambah terhambatnya lalu lintas angkutan, membuat royalti yang masuk kurang maksimal.
”Kan royalti itu berasal dari produksi. Kalau produksi tersendat, terlebih pengirimannya juga terkendala, ya sudah pasti tidak bisa menerima royalti,” katanya, Rabu (3/10).
Jalur sungai di wilayah Barito yang menjadi jalur pengiriman hasil tambang paling banyak. Surutnya permukaan air membuat tongkang pengangkut hasil tambang tidak maksimal beroperasi, sehingga pihaknya juga tidak bisa menarik royalti.
Dengan kondisi itu pula, royalti yang dihimpun belum ada peningkatan. Angkanya masih sama seperti beberapa minggu sebelumnya, yakni Rp 1,4 triliun. Kendati angka tersebut sudah melebih target Rp 780 miliar, upaya optimalisasi terus dilakukan sesuai instruksi Gubernur.
”Royalti ini tergantung produksi. Kalau produksi lancar, tentunya royalti yang diterima juga meningkat. Biar pun sudah melebihi terget, harus dipacu lagi. Ya, sampai akhir tahun nanti setidaknya ada peningkatan yang signifikan,” ucapnya.
Tahun 2017 lalu, royalti yang berhasil dihimpun mendekati Rp 1,8 triliun. Capaian tersebut dianggap sangat luar biasa, sehingga tahun ini diupayakan royalti yang diperoleh bisa sama dengan tahun lalu, bahkan kalau bisa melebihi.
Terkait pengawasan, akan terus dimaksimalkan, karena sangat berkaitan dengan pemasukan royalti. Meski kepatuhan perusahaan membayar royalti sudah cukup baik, namun karena sesuai instruksi Gubernur, pengawasan tetap harus dijalankan, sehingga pos pengawasan terus dioptimalkan.
Ermal menyebutkan, untuk pengawasan tidak hanya dari ESDM, melainkan dari Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) di seluruh wilayah sungai juga turut ambil bagian. Dengan demikian, sangat tidak mungkin hasil tambang yang dibawa keluar tanpa melewati pengecekan.
”Kalau pengawasan ini ketat, kemungkinan bocor (royalti, Red) minim. Kan setiap kali melintas semuanya diperiksa dan kalau diketahui tidak sesuai aturan, akan ada tindakan,” pungkasnya. (sho/ign)