PALANGKA RAYA – Aksi narapidana yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri kembali terjadi. Warga binaan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Palangka Raya, Muhammad Bahrudin alias Amat alias Udin (27), ditemukan tewas tergantung. Pemuda yang tersangkut kasus pembunuhan itu diduga depresi.
Udin ditemukan gantung diri di sel Blok AO, sel isolasi kamar 2, Kamis (18/10), sekitar pukul 02.32 WIB. Lehernya terjerat kain sarung. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Korban baru dua hari di sel Lapas setelah sebelumnya menghuni Rutan Kelas II A Palangka Raya.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, Udin murni tewas karena bunuh diri. Diduga karena depresi dan tekanan batin. Beberapa hari sebelum gantung diri, Udin mengaku berhalusinasi akan ada orang yang membunuhnya.
”Tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh Amat. Kami sudah gelar olah TKP dan murni bunuh diri,” ujar Timbul didampingi Kabag Ops Kompol Purwanto.
Timbul menuturkan, korban baru beberapa hari ditahan di Lapas dan berada di sel isolasi. Dia mendapat sanksi menempati sel itu karena membuat gaduh dengan berteriak dan berhalusinasi, sehingga mengganggu warga binaan lain. Sekitar 30 menit di sel, petugas melakukan patroli dan melihat ada hal mencurigakan.
Saat diperiksa, petugas melihat korban dalam kondisi tergantung dengan kain sarung yang terikat di leher pada teralis pintu sel korban. Petugas Lapas lalu menghubungi SPKT Polres Palangka Raya. Saat tiba di lokasi, aparat menggelar olah TKP. Jenazah Udin lalu dibawa ke RSUD dr Doris Slyvanus Palangka Raya.
”Korban merupakan narapidana kasus pembunuhan berencana di Kabupaten Gunung Mas pada 2017 lalu dengan vonis 20 tahun penjara. Kami sudah melakukan pemeriksaan secara intensif,” ujarnya.
Sementara itu, Kalapas Syarif Hidayat melalui Kasi Bindaik Irvan Muayat mengatakan, Udin dipindahkan dari rutan ke Lapas Senin (15/10) lalu. Berdasarkan laporan petugas Lapas, Udin bunuh diri sekitar setengah jam setelah berada di sel tersebut.
”Kami sudah berusaha terus melakukan pengawasan, terutama meningkatkan pelayanan rohani maupun kegiatan positif lainnya,” pungkas Irvan. (daq/ign)