PANGKALAN BANTENG – Tim gabungan dari Unit Reskrim Polsek Pangkalan Banteng, Pangkalan Lada dan Buser Polres Kobar bekuk komplotan pencuri sapi milik perusahaan. Empat pelaku ditangkap pada Rabu (17/10) malam. Dua satpam perusahaan turut terlibat dalam persekongkolan itu, bahkan satu diantaranya merupakan perancang pencurian sapi yang seharusnya mereka jaga.
Mereka adalah Slamet Tahrir (satpam) warga RT 12/05 Desa Arga Mulya, Taufik Aziz (satpam) warga RT 01/01 Desa Arga Mulya, Bambang Setiawan yang menetap di Camp PT. GSPP di Desa Arga Mulya, serta Hendrik warga RT 12/09 Desa Sungai Pakit.
Dua tersangka Slamet Tahrir dan Taufik Aziz mendapat hadiah timah panas karena melawan saat ditangkap. Total ada 27 ekor sapi yang telah mereka sikat, kerugian yang diderita perusahaan mencapai Rp 432 juta.
Informasi yang dihimpun, aksi pencurian sapi yang dikelola PT. GSPP ini sebenarnya sudah diketahui pihak perusahaan sekitar akhir Juli silam. Namun pihak perusahaan belum bisa menangkap pelaku karena minimnya bukti dan saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Satuan pengamanan yang bertugas patroli hanya menemukan bagian organ dalam (jerohan) sapi yang ditimbun pelepah. Lokasi temuan ada di kawasan Blok Echo II PT GSPP di kawasan Desa Arga Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng.
Aksi pencurian berjalan lancar karena pelaku merupakan orang dalam perusahaan, selain itu dalam menjalankan aksinya mereka langsung menyembelih target di lokasi dan meninggalkan organ dalamnya saja.
“Disembelih di lokasi dan daging itu dibawa keluar menggunakan pikup patrol, selain itu juga menggunakan mobil jenis xenia,” ungkap sumber Radar Pangkalan Bun, Kamis (18/10).
Tidak hanya itu, lanjut sumber tersebut, sebelum disembelih sapi dilumpuhkan dengan senjata api rakitan bermodel laras panjang. “Ada yang ditembak kepalanya, kemudian sapinya jatuh baru disembelih dan dipotong-potong untuk mempermudah membawa keluar kawasan kebun,” terangnya.
Lancarnya aksi pencurian para komplotan ini hingga mampu menggasak puluhan ekor sapi diduga karena kuatnya pengaruh Slamet Tahrir yang dikenal sebagai salah satu penjaga keamanan terpercaya di perkebunan itu. Para satpam maupun penjaga kebun tidak menyangka bahwa justru orang dalam yang menjadi dalang pencurian tersebut.
Kapolsek Pangkalan Banteng, Iptu Ancas Apta Nirbaya mengatakan bahwa ke empat tersangka kini sedang dalam pemeriksaan. Mereka juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Mereka sedang kita periksa untuk pengembangan lebih lanjut,” katanya.
Selain empat tersangka, pihaknya juga telah mengamankan SW warga RT 26, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Arut Selatan yang diduga sebagai penadah daging sapi dari komplotan pencuri itu.
“Sudah ada itu untuk dugaan 480 nya (penadahan), nanti kita akan dalami. Untuk sementara warga Sidorejo ini belum tersangka. Sementara ini kita amankan dulu. Untuk status selanjutnya tunggu perkembangan dari pemeriksaan,” jelasnya.
Dari penangkapan itu, aparat mengamankan barang bukti berupa satu pucuk senpi rakitan laras panjang, satu pucuk senapan angin, satu laras senpi rakitan, satu grendel kokang senpi, 12 (dua belas) butir amunisi caliber 7,12 mili meter, 13 (tiga belas) butir amunisi caliber 3,2 mili meter, satu unit mobil Xenia Nopol KH 1238 GC, satu unit mobil Hilux Patroli PT GSPP Nopol W 9984 GH, dan 1 (satu) unit sepeda motor.
“Keempat tersangka sementara kita kenakan Pasal 363 tentang Pencurian dengan pemberatan,” katanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Tri Wibowo membenarkan penangkapan tersebut. Namun kasus itu ditangani oleh Polsek Pangkalan Banteng.
“Kasus ditangani dan dikembangkan Polsek Pangkalan Banteng,” ujarnya singkat
Selain menangkap komplotan pencuri sapi, aparat juga mengamankan pemilik senjata api rakitan yang digunakan para tersangka pencurian sapi. Senpi itu dipinjam para tersangka untuk mengeksekusi sapi-sapi buruan mereka.
“Sudah diamankan namun prosesnya di Polsek Pangkalan Banteng atau di Polres saya kurang tahu,” ucap sumber koran ini.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Tri Wibowo saat dikonfrimasi perihal tersebut belum memberikan jawaban yang gamblang. Dia hanya menjawab bahwa masalah senjata api masih dalam tahap pengembangan.
“Masih dikembangkan dulu,” ujarnya melalui pesan Whatsapp. (sla)