PALANGKA RAYA – Kebutuhan daging ayam ras dari luar daerah masih terbilang cukup besar. Bahkan, hampir 50 persen yang dijual di pasaran didatangkan dari provinsi tetangga.
Kepala Biro Admimistrasi Perekonomian Setda Kalimantan Tengah (Kalteng) Lubis Rada Inin mengatakan, hal itulah yang menjadi salah satu penyebab berfluktuasinya harga daging ayam ras di sejumlah daerah. Bahkan, harga komoditas tersebut selalu naik signifikan menjelang hari besar keagamaan.
”Karena ketergatungan inilah yang menjadi salah satu penyebab harganya sering naik. Apalagi kalau distribusi terkendala saat permintaan mengalami peningkatan,” katanya.
Dia mengatakan, pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah melakukan berbagai terobosan untuk mengurangi ketergantungan pasokan daging ayam ras dari luar daerah. Instansi terkait yang tergabung dalam TPID mengembangkan kandang penyangga, termasuk daging ayam beku, yang rencananya akan dilauncing akhir November mendatang.
”Setidaknya, dengan upaya ini kita bisa mengurangi ketergantungan itu. Ya, yang awalnya bisa sampai 50 persen, bisa menurun menjadi 30 persen. Tentu langkah ini sekaligus mengendalikan harga ayam,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Faturrahman mengatakan, kenaikan harga ayam yang beberapa waktu lalu sempat terjadi, kerena kematian ayam di Kalimantan Selatan (Kalsel), provinsi utama pemasok ayam di Kalteng.
”Akibat banyak kematian tersebut, membuat pasokan daging ayam ras dari Banjarmasin sempat kosong, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap harga ayam di sejumlah pasar di Kalteng,” ucapnya.
Lebih lanjut Faturrahman mengatakan, persoalan danging ayam juga dipengaruhi banyak faktor. Sebab, sejumlah pedagang pendatang yang berjualan di pinggir jalan atau yang tidak memiliki blog dinilai cukup sulit diatur.
Terkadang, ucap Fatur, pedagang pendatang ini bisa menaikkan harga cukup tinggi. Namun, dalam waktu yang hampir bersamaan mereka juga bisa ”banting harga”, dengan menjualnya di bawah standar pedagang lain.
”Kalau soal daging ayam ras ini perlu diperhatikan semua. Tidak hanya dari sisi distribusinya, tapi bagaimana pengawasannya di lapangan,” pungkasnya. (sho/ign)
