KASONGAN - Modus penipuan terhadap nasabah perbankan semakin berkembang. Kali ini korbannya merupakan dua aparat di Kasongan. Total kerugian keduanya ditafsir mencapai Rp 14 juta lebih.
SP selaku salah satu korban mengaku mendapat telepon dari salah satu oknum yang mengaku sebagai pegawai pusat BNI di Jakarta, pada Rabu (7/11) siang. Dia menawarkan layanan untuk memurahkan biaya dalam setiap transaksi perbankan. Lantaran cukup menjanjikan, dirinya lantas menuruti setiap arahan yang disampaikan pelaku.
"Pelaku mengirimkan pesan singkat dengan nomor 3346 yang menginstruksikan saya untuk mengetik SMSPAY spasi nomor pin digit ke empat atau ke lima. Setelah terkirim ternyata sistem memberitahukan saya bahwa duit di rekening terpotong Rp 1 juta lebih dan muncul tampilan Tokopedia. Awalnya saya sudah curiga ini penipuan, tapi pelaku berhasil meyakinkan saya bahwa itu hanya salah satu proses sebelum dinyatakan berhasil," ungkapnya, Kamis (8/11).
Setelah itu, dirinya diarahkan kembali untuk mengirim SMS yang serupa sebanyak dua kali. Dalam setiap SMS tersebut total uang yang dikuras dari rekeningnya mencapai Rp 8 juta lebih. Aparat berseragam loreng hijau itu tak mampu membendung kecurigaannya dan langsung menuduh pelaku sebagai penipu.
"Tapi anehnya dia punya akses terhadap sistem SMS banking dengan nomor 3346 yang merupakan otoritas BNI, bahkan dia tahu nomor kartu debit yang saya pegang. Pelaku membuktikan bahwa dirinya merupakan pegawai BNI dengan menghubungi saya menggunakan telepon kantor dengan nomor 021-1500046. Tiga poin ini yang jadi dasar kenapa saya sampai terhasut," imbuhnya.
Lantaran khawatir uang di rekeningnya bakal dikuras habis, SP kemudian dengan sengaja menyalahkan digit ke empat atau ke lima nomor pin kartu debitnya. Setelah itu pesan singkat yang meminta ketik SMSPAY tersebut tidak lagi muncul. Namun dirinya terus dipaksa untuk mengikuti arahan pelaku, jika tidak maka uang yang sebelumnya terlanjur tertarik tidak bakal kembali.
"Saya lalu meminjam ponsel teman dan melanjutkan arahan pelaku, namun kali ini diminta memasukan digit ke empat atau ke lima pin ATM milik teman saya. Tidak beberapa lama muncul pesan balasan bahwa uang direkening BNI teman saya juga kepotong Rp 6 juta lebih. Dari situ kami sudah yakin bahwa ini penipuan dan melaporkan kejadian itu ke pihak KCP BNI Kasongan," katanya.
Pimpinan KCP BNI Kasongan Herry Firdaus mengatakan, penipuan dengan modus menawarkan biaya murah transaksi perbankan merupakan kasus perdana selama dirinya menjabat di Kasongan. Dirinya belum dapat memastikan, apakah kejadian itu merupakan ulah pelaku dengan oknum orang bank atau semacamnya.
"Yang jelas laporan ini saya terima dan ditindaklanjuti, kalau pun ada keterlibatan orang dalam maka akan segera ketahuan dan langsung dipenjarakan. Prioritas kita saat ini adalah mengembalikan kerugian yang dialami kedua korban, sebab berdasarkan laporan di sistem kita bahwa keduanya tercatat benar melakukan transfer dana ke rekening atas nama perusahaan Tokopedia. Ini akan jadi bukti laporan yang kita ajukan nantinya," tegas Herry.
Dirinya membenarkan, jika BNI dan Tokopedia saat ini menjalin kerja sama bisnis. Namun pihaknya menjaga betul privasi maupun identitas semua nasabahnya. Jika nanti ditemukan adanya aktivitas yang merugikan nasabah maupun nama baik perbankan, maka kerja sama tersebut dipastikan segera berakhir.
"Kini proses penyelidikan di internal bank sudah dilakukan, saya belum berani memastikan kapan uang itu akan ditransferkan kembali ke rekening korban. Yang jelas saat ini penyelesaian masalahnya sudah ditangani ke tingkat lembaga, yaitu antara BNI dan Tokopedia. Intinya BNI mendesak mereka untuk mengembalikan uang itu, sebab kedua korban tidak pernah menghendaki andanya transaksi tersebut," jelasnya.
Jikapun upaya tersebut tidak berjalan sesuai harapan, maka opsi selanjutnya adalah membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Namun dirinya berkeyakinan bahwa dalam waktu dekat uang itu bakal segera dikembalikan. Pasalnya, transaksi tersebut tidak dikirimkan ke rekening pribadi namun masuk ke rekening bersama milik Tokopedia.
"Adapun nomor telepon 021-1500046 kami pastikan bukan milik BNI. Sebab layanan call center kami tidak memakai kode wilayah Jabodetabek 021 atau cukup 1500046 saja. Operator penerbit nomor telepon ini juga patut dipertanyakan, kenapa bisa orang lain punya nomor yang hampir serupa. Lalu terkait akses SMS banking dengan nomor 3346 juga akan segera kita telusuri kenapa bisa diakses tangan-tangan tidak bertanggungjawab," tukasnya.
Herry Firdaus mengimbau, apabila dikemudian hari ada masyarakat yang mengalami kejadian penipuan, komplain, dan lain-lain diharapkan segera mendatangi KCP BNI Kasongan.
"Jangan pernah lagi berspekulasi jika ada pesan singkat dan lain-lain atas nama BNI. Sebab sebelumnya banyak keluhan dari nasabah terkait penawaran asuransi yang bekerja sama dengan BNI dulu. Karena merasa merugikan nasabah dan mencederai nama baik lembaga, akhirnya kita putus kerja samanya. Semoga ini jadi kasus pertama dan terakhir," harapnya. (agg/yit)