PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Tengah (Kalteng) Shalahuddin mengharapkan Dinas PUPR di kabupaten dan kota memiliki anggaran khusus untuk menangani perbaikan jembatan yang mengalami kerusakan, khususnya akibat faktor alam.
Shalahuddin mengatakan, kondisi curah hujan yang cukup tinggi sekarang ini akan membuat naiknya debit air, sehingga tidak menutup kemungkinan akan membuat kerusakan pada jembatan pada beberapa wilayah.
“Harusnya ada anggaran khusus yang memang diperuntukkan untuk hak itu (jembatan rusak, Red). Sehingga, kalau ada kerusakan segera ditangani,” katannya kemarin.
Contohnya saja ambruknya jembatan di Desa Danau Pantau Kecamatan Timpah Kabupaten Kapuas yang mengakibatkan jalur terputus. Shalahuddin mengakui, jembatan sudah ditangani oleh pihak kabupaten setempat, sehingga tidak menganggu mobilitas di daerah tersebut.
"Informasinya mereka (Pemkab Kapuas, Red) sudah melakukan perbaikan. Entah apa ada anggaran khususnya atau tidak, namun yang pasti penanganan cepat agar tidak menganggu mobilitas, itu sangat penting,” tuturnya.
Di Pemprov Kalteng sendiri, sudah memiliki anggaran bahkan program untuk penanganan jembatan yang menjadi kewenangan provinsi. Seperti halnya saat penanganan Jembatan Sungai Rungau, di jalan trans Kalimantan Kilometer 105 Sampit-Pangkalan Bun, yang roboh tahun kemarin. Mulai dari penanganan sementara hingga permanen dilakukan cepat berkat anggaran yang tersedia.
Lebih lanjut Shalahuddin menyebutkan, solusi membuat jembatan kembar juga bisa dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada gangguan apabila salah satu jembatan utama rusak. Seperti halnya di wilayah Pundu Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur, yang tentu akan sangat membantu apabila terjadi kerusakan di salah satu jembatan.
“Selain di Pundu, di wilayah Pulang Pisau, Kapuas juga ada jembatan kembar. Memang bagus seperti itu, karena kita tidak tahu musibah yang mungkin terjadi merusak jembatan,” bebernya. (sho/fm)