PALANGKA RAYA – Ketersediaan daging ayam potong menjelang hari Natal dan Tahun Baru, menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Selain daging ayam segar, kecukupan stok daging ayam beku terus dipenuhi sebagai alternatif apabila ketersediaan daging ayam potong segar tidak mencukup permintaan konsumen.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagaperin) Kalteng, M Hatta menyebutkan, penambahan dua kandang penyangga sebagai pemasok ayam potong, diyakini mampu menjaga kestabilan dan ketersediaan komoditas ayam di pasaran.Terutama mendekati Natal dan Tahun Baru.
“Kemarin (kandang penyangga, Red) ada tambahan dua lagi, jadi ditambah yang sebelumnya kandang penyangga ada tujuh. Masing-masing itu bisa menampung sekitar 10 ribu ayam, yang nantinya siap dipotong,” ujarnya, Selasa (27/11).
Dibandingkan harga bulan lalu, Hatta mengakui harga ayam potong di bulan ini tidak banyak perubahan dan cenderung mengalami penurunan. Meski begitu, pihaknya terus memantau harga jual komoditas tersebut di pasaran, mengingat Pemerintah Pusat melalui kementerian terkaitnya telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET)daging ayam potong, yakni Rp 34 ribu per kilogram.
“Kalaupun harganya naik, ya itu tidak seberapa, dan kalaupun turun juga tidak seberapa juga. Intinya tetap stabil karena itukan ada patokannya semua, jadi untuk harga itu menyesuaikan,” katanya.
Sementara untuk ketersediaan daging ayam beku, Hatta mengakui stok yang ada saat ini bisa dikatakan lebih dari cukup. Stok daging ayam beku di Bulog sebagai salah satu penyuplai utama ada sekitar 2.000 kilogram.
“Ayam beku ini kemarin sempat kurang diminati karena harga ayam segar lebih murah. Namun itu tidak jadi masalah, karena ayam beku ini bisa bertahan lama dan bisa lagi digunakan untuk mengendalikan harga ayam segar,” tuturnya.
Ia mengharapkan suplai ayam beku ini dapat diperluas agar mudah didapat oleh konsumen. Selama ini ayam beku hanya dijual di Bulog dan Hypermart, namun ke depan retail modern lainnya seperti Indomaret dan Alfamart, diharapkannya bisa menjual komoditas tersebut.
“Kalau untuk freezers atau mesin pembekunya bisa dibackup oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalteng, sebagai salah satu anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Ya, kita harapkan daging ayam beku ini bisa lebih diminati masyarakat,” pungkas Hatta.
Sementara itu, mengenai harga akan diupayakan kompetitif dengan daging ayam segar, menurutnya hall ini perlu diperhatikan karena jika harganya jauh lebih murah ataupun lebih mahal, maka pengendalian harga daging ayam tidak bisa terlaksana dengan baik.
“Karena kita tahu sendiri daging ayam beku ini untuk mengendalikan harga ayam segar. Makanya harganya harus stabil. Dan pemerintah akan terus mengawasi, khususnya dari suplai,” pungkas Hatta. (sho/gus)