SAMPIT – Bisnis jasa pengemasan parsel Natal di Sampit, Kotawaringin Timur, saat ini tak bergairah. Sejumlah pelaku usaha ini mengaku mengalami tingkat pengurangan pesanan yang signifikan di banding Natal tahun sebelumnya.
Di antara pelaku usaha tersebut Bayu salah satunya. Mereka mengaku permintaan pasar mengalami penurunan omzet jelang hari raya Natal dan Tahun Baru. Menurut Bayu pendapatannya menurun ketimbang tahun lalu.
“Omzet kami mengalami penurunan. Memang masih ada saja pesanan dari kantor atau instansi, pelanggan rumahan pun ada, namun tidak banyak,” ujar Bayu, kepada Radar Sampit (19/12).
Dikatakannya penurunannya sekitar 30 persen. “Tidak tahu juga kenapa, kayaknya tahun ini semua lagi sepi,” tambahnya.
Diakui pelaku usaha parsel sejak 1999 ini berbeda dengan saat Idulfitri. Namun jika dibandingkan dengan Natal sebelumnya tetap saja penurunan omzet terjadi.
Saat banyak pesanan, Bayu biasa mempekerjakan 10 orang hingga 20 orang. Pemasaran parselnya pun bisa sampai ke luar Sampit, seperti Pangkalan Bun, Palangka Raya dan Banjarmasin.
“Biasanya ada perusahaan atau instansi yang ingin memberikan kepada pembeli, misalnya mereka di sini tapi pembeli di sana. Jadi dari sini mereka bawa, ada yang ke Palangka Raya ada juga ke Banjarmasin,” katanya.
Harga parsel yang ditawarkan kini pun bervariasi, mulai dari Rp 100 ribu hingga parsel yang eksklusif seharga Rp 5 juta. “Yang eksklusif biasanya tergantung permintaan konsumen juga,” tuturnya.
Diakui Bayu, ia sudah punya langganan tetap setiap tahunnya, mendekati Natal seperti sekarang ini Bayu sudah tidak terima orderan lagi.Kecuali memang masih ada setok yang bisa dibuat dan masih mungkin dikerjakan. Jika tidak maka terpaksa menolak pesanan.
Diakuinya laba pembuatan parsel ini tak besar. Namun karena berkaitan dengan hobi maka tetap dilakoni.(rm-96/oes)