SAMPIT – Sebanyak lima RT di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan terendam air setinggi lutut orang dewasa. Ratusan rumah tergenang air. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Sapihan, anak Sungai Mentaya, dan buruknya saluran air di kawasan tersebut.
Ubaidillah, salah seorang warga menjelaskan, kawasan yang dilanda banjir, yakni RT 22, RT 23, dan RT 24 di Kelurahan Basirih Hilir. Dua RT lainnya, yaitu RT 15 dan RT 16 di Kelurahan Samuda Kota, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
”Sudah sejak 12 Januari lalu genangan air tidak mau surut. Kalau terjadi lebat, mungkin rumah warga bisa terendam,” katanya, Rabu (20/1).
Ubai meyakini, banjir disebabkan buruknya saluran air, yakni di Sei Sapihan Kecil. Ia bersama sekitar 400 warga yang rumahnya tergenang berharap instasi terkait turun tangan mengecek dan segera melakukan normalisasi.
”Kami sangat mengharapkan agar bisa langsung dicek dan dibantu, karena kondisi di tempat kami sedang dilanda banjir yang cukup parah,” ujarnya.
Pandi, tokoh masyarakat di RT 23 Kelurahan Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, mengatakan, bukan hanya permukiman warga yang terendam air, sawah dan kebun juga terendam lebih dari sepekan ini.
”Jelas mengkhawatirkan, apalagi hujan turun lagi, bisa-bisa tambah parah. Di sini pehumaan (sawah) sudah tenggelam,” katanya.
Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir, intesitas hujan di Kotim meningkat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit memperkirakan, Kotim diguyur hujan dengan intensitas sedang. Suhu berkisar 23 hingga 34 derajat celsius, dengan kelembaban udara 55 hingga 98 persen. Adapun kecepatan angin berkisar 14 kilometer per jam, dengan arah angin menuju Barat Laut. (oes/ign)