KASONGAN - Warga Desa Baun Bango Kecamatan Kamipang dan sekitarnya mulai kesulitan mendapatkan ikan sungai dalam empat bulan terakhir. Padahal, wilayah ini dikenal sebagai penghasil ikan air tawar terbesar di Kabupaten Katingan.
Sejumlah warga mengaku, alat tangkap ikan yang mereka pasang di Sungai Katingan dan anak-anak sungai lainnya jarang mendapatkan hasil. "Jangankan untuk dijual, sekarang ini mencari untuk makan saja sulit," ujar Martin, warga Desa Baun Bango, Rabu (20/1).
Puluhan alat tangkap baik berupa rengge, tampirai, pengilar maupun buwu yang mereka pasang tanpa hasil. "Makanya kami warga yang setiap harinya mempunyai usaha mencari ikan sejak tiga bulan terakhir ini bisa dikatakan paceklik," katanya.
Bapak satu anak ini mengungkapkan, paceklik ikan bermula saat air Sungai Katingan surut sejak dilanda musim kemarau panjang beberapa waktu lalu. Saat itu, penghasilan dari menangkap ikan lambat laun turun. Sampai musim penghujan atau air sungai tinggi seperti saat ini, hasil tangkapan masih memprihatinkan.
"Makanya jangan heran sekarang kalau nyari ikan patin, baung dan sebagainya susah. Memang ikan air tawar ini langka di daerah kita sekarang. Kalaupun ada, harganya dipatok mahal," serunya.
Pengakuan serupa dilontarkan Daji, warga Desa Talingke Kecamatan Tasik Payawan. Hasil tangkapan ikan sungai ini diperkirakan akibat dampak musim kemarau berkepanjangan beberapa waktu lalu.
"Soalnya saat kemarau kemarin danau dan sungai-sungai kecil lainnya banyak yang kering, sehingga banyak ikan yang kecil-kecil mati, imbasnya sekarang saat air sungai normal maka sulit sekali mendapatkan ikan sungai," katanya.
Untuk itu, dirinya beserta warga lain yang bertopang hidup dari mencari ikan berharap besar adanya perhatian dari Pemerintah Daerah Katingan untuk mengupayakan solusi atas kejadian itu.
"Saya berharap dinas kelautan dan perikanan setempat bisa menelusuri dan mengkaji fenomena ini, karena dampaknya sangat kami rasakan dan lagi ini menyangkut ekosistem sungai," pungkasnya. (agg/yit)