SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 13 Februari 2019 14:24
Segarnya Nanas Gantang Disulap Jadi Aneka Olahan nan Bikin "Ngilerrr"
UMKM: Irma Arman menunjukkan hasil olahan dari nanas berupa dodol, sambal rujak, dan uyah acan.(YUNI PRATIWI ISKANDAR/RADAR SAMPIT )

SAMPIT - Melimpahnya nanas di Sampit tidak dilewatkan begitu saja oleh Irma Arman. Nanas diolah menjadi dodol, sambal rujak, dan uyah acan.

Irma melihat nanas melimpah di sepanjang Jalan Samekto dan sekitarnya. Kemudian ia berpikir untuk membuat nanas menjadi olahan yang tahan lama.  

”Sebelumnya nanas cuma saya gunakan untuk bikin rujak atau manisan. Karena melimpahnya nanas di sepanjang Jalan Semekto dan sekitarnya, coba buat untuk kuliner yang bertahan lama,” ujar wanita kelahiran Kasongan 6 Agustus 1987 ini.

Wanita 32 tahun ini sudah sejak 2011 berkecimpung di dunia kuliner. Pada mulanya dirinya terima pesanan makanan.  

Irma pun mencoba mengolah sambal rujak dan uyah acan di tahun 2018. Dua bulan terakhir ini Irma mencoba melebarkan usahanya dengan membuat dodol nanas.

“Dodol baru dua bulan, sedangkan sambal rujak dan rujak tampah sudah satu tahun,” tandasnya.

Irma menambahkan produk sebelumnya yakni  sambal rujak dan uyah acan pernah menjadi  produk andalan yang meraih juara 2 Hari Pangan Nasional (HPN)  Kabupaten Kotim.

Untuk pemasaran produknya, Irma bekerjasama dengan beberapa mitra, di antaranya Istana Jelawat, La Poupee, Kedai 24, Garkul Sulfa, dan Rara Chicken. Selain itu Irma menjual  produknya via media sosial.

Untuk resep dodol nanas Irma mengkreasikan resep dengan melakukan percobaan kurang lebih selama satu bulan sehingga didapatkan komposisi yang tepat.

Irma mengatakan modal pertama pada awal pembuatan dodol nanas adalah Rp. 400 ribu, dengan 8 kilogram buah nanas atau setara dengan 15 buah nanas ukuran sedang.

Irma terkendala pengerjaan yang masih manual. Irma dibantu oleh dua orang di lingkungan rumahnya. Dalam satu minggu memproduksi dodol nanas sebanyak dua kali yang menghasilkan kurang lebih 20 toples dalam sekali produksi. Setiap toples dihargai Rp. 25 ribu. Sekali  produksi memerlukan proses pembuatan selama 5-7 jam. Untuk bulan pertama pekenalan pemasaran dodol nanas capai 50 Pcs.

Irma menggunakan nanas khas Kotim yang memiliki cita rasa tinggi, yakni nanas gantang. Dia juga sudah punya langganan petani nanas gantang di daerah Baamang.

Dari hasil usahanya Irma telah mampu membeli rumah di Jalan Cristopel Mihing, dan baru ditempati Novemebr tahun lalu.

”Harapan saya semoga produk dari dodol nanas gantang bisa menjadi produk andalan untuk oleh-oleh dari Kabupaten Kotim,” harapnya. (rm-96/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers