SAMPIT - Demam berdarah dengue masih mengancam warga Kotawaringin Timur. Pada tanggal 20 Februari 2019, tercatat ada delapan pasien DBD. Mereka tersebar di Kecamatan Ketapang 2 orang, Baamang 4 orang, Telawang 1 orang, dan Seruyan 1 orang.
Menurut Wakil Direktur RSUD dr. Murjani Sampit dr Yudha Herlambang, pasien DBD bisa ditangani di puskesmas sehingga tidak harus dirujuk ke rumah sakit.
Apabila gejalanya bukan flu, panas kurang dari 7 hari, kemungkinan DBD. Kondisi demam tersebut dapat dikategorikan DBD grade 1. Jika terjadi perdarahan seperti gusi berdarah atau feses berwarna hitam berarti grade 2. Ddengue shock syndrome (DSS) adalah DBD pada grade yang berat, yakni grade 3 dan 4, pada grade 4 adanya kecenderungan turunnya kesadaran.
Ia menuturkan, saat warga mengalami panas selama 2 atau 3 hari tidak membaik, sebaiknya periksa ke dokter atau puskesmas. Apabila timbul bintik-bintik, gusi berdarah, feses hitam, maka pasien harus segera mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan.
"Kalau dia datang di fase awal akan dilakukan rehidrasi cairan yang cukup, itu biasanya kondisinya akan cepat pulih. Kalau kondisinya turun sekali, fase pemulihannya lebih berat. Apalagi kalau dia datang sudah tidak sadar, terlebih anak-anak," ucapnya.
Setelah fase kritis terlewati, pasien akan berangsur membaik. Namun, banyak masyarakat berpikir pasien sudah membaik ketika suhu badan turun. Padahal itu merupakan fase kritis. (rm-96/yit)