SAMPIT – Rendahnya partisipasi pemilih pada Pilbup Kotim yang hanya mencapai 59 persen, ternyata tidak membuat antusias warga Kotim untuk berpartipasi pada Pilgub Kalteng semakin meningkat. Pasalnya, masih ada warga yang memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya dengan berbagai alasan. Salah satunya, indikasi adanya kecurangan yang tidak tertangani dengan baik.
”Saya Pilgub Kalteng ini memilih untuk golput saja, karena banyak permasalahan mengenai pemilu yang tidak tertangani dengan baik,” kata Nugie, salah seorang warga Jalan Tidar Kecamatan Baamang, Rabu (27/1).
Nugie menilai, selama ini evaluasi daftar pemilih tetap (DPT) juga minim dilakukan, sehingga kejadian formulir C6-KWK atau surat pemberitahuan memilih ganda masih sering terjadi. Belum lagi, maraknya kampanye hitam dan negatif tanpa penindakan dan terkesan sengaja dibiarkan.
”Ya sebenarnya enggak mau golput juga, tetapi kalau melihat pelaksanaannya seperti ini, jadi pesimistis juga,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sinta yang sengaja memilih golput, karena memang tidak mendapatkan formulir C6-KWK. Meski, saat pelaksanaan Pilbup Kotim lalu, dia tetap dapat menyalurkan hak suaranya dengan menggunakan kartu tanda penduduk (KTP), namun saat ini dia mengaku malas. Hal ini dikarenakan tidak adanya perbaikan pendataan oleh KPU Kotim.
”Harusnya yang kemarin (Pilbup Kotim) mencoblos pakai KTP, saat ini (Pilgub Kalteng) sudah dapat formulir C6-KWK. Nah, sekarang sama saja, banyak yang ganda juga,” keluhnya. (tha)