SAMPIT – Tingginya ketergantungan warga pinggiran sungai terhadap jamban apung berujung petaka. Seorang bocah sekolah dasar, Rajif (8), hilang ditelan Sungai Mentaya di Desa Terantang Hilir, Kecamatan Seranau, Selasa (12/3). Bocah itu diduga tenggelam saat buang air besar.
Arvia Puspita Sari (28), ibu korban, mengatakan, dia dan anaknya awalnya bersama-sama pergi ke lanting untuk buang air besar. Sang ibu terlebih dulu masuk jamban. Setelah selesai, giliran anaknya masuk jamban tersebut.
”Saya kemudian meninggalkan anak saya dan menunggunya di rumah. Karena tak kunjung datang, saya bergegas ke TKP. Namun, anak saya sudah hilang,” kata Sari, Rabu (13/3).
Wanita itu hanya mendapati pakaian anaknya. Sari pun berteriak histeris. Dia menangis sehingga warga di sekitar TKP langsung berdatangan. Pencarian pun dilakukan terhadap bocah tersebut.
”Di TKP tidak ada percikan air sedikit pun jika anak saya dimangsa buaya,” ucapnya sembari menghapus air matanya.
Sampai kemarin, puluhan petugas dari Polair Polres Kotim, Basarnas, PMI Kotim, dan warga setempat, melakukan penyisiran di sekitar lokasi tenggelamnya bocah malang tersebut.
Pencarian dilakukan menggunakan perahu Basarnas Kotim. Selain itu, sejumlah alat tradisional dan satu alat kompresor juga dikerahkan untuk penyelaman. Namun, belum ada hasil.
”Sementara ini kami beserta pihak Basarnas Kabupaten Kotim dan pihak Polair belum juga menemukan keberadaan korban. Kendala kami di dalam air sangat gelap dan arus cukup deras, sehingga pencarian sangat sulit dilakukan,” kata Empel, warga setempat. (sir/ign)