SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Selasa, 19 Maret 2019 09:07
Genjot Ekspor Olahan Minyak Sawit
EKSPOR: Gubernur Kalteng Sugianto Sabran bersama Kepala Balai Karantina Pertanian RI Ali Jamil menyerahkan dokumen ekspor saat melepas ekspor 37.000 metrik ton Refined Bleaced Deodorized Olein (RDB Olein) senilai Rp 300 miliar ke Tiongkok, di pelabuhan Tempenek, Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (18/3).( RINDUWAN/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas ekspor 37.000 MT Refined Bleaced Deodorized Olein (RDB Olein) senilai Rp 300 miliar ke Tiongkok. Kalimantan Tengah, termasuk dalam 5 provinsi terbesar penghasil kelapa sawit dan turunannya di Indonesia selain Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, yang terus genjot ekspor produk olahan minyak kelapa sawitnya.

“Kami sangat mendukung tumbuhnya industri hilirisasi kelapa sawit, karena produk olahan hasil industri hilir lah yang justru mendatangkan nilai tambah bagi petani,”  ujar Ali Jamil, Kepala Barantan saat melepas ekspor RDB Olein bersama Gubernur Kalimantan Tengah di Pelabuhan Tempenek, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (18/3).

Pada tahun 2017 ekspor RBD Olein dari Kalimantan Tengah yang keluar melalui Karantina Palangkaraya mencapai 23.999 MT dengan nilai ekspor  Rp 196 miliar. Ditahun berikutnya yaitu tahun 2018 ekspor meningkat sebesar 43 persen sebanyak 34.357 metrik ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 281 miliar. Sedangkan tiga bulan pertama di tahun 2019 ini jumlah ekspor sudah mencapai 96.699 metrik ton dengan nilai ekspor mencapai Rp 791 miliar. 

“Menurut saya, ini pencapaian yang harus diberi apresiasi. Baru tiga bulan saja sudah hampir mencapai 200 persen, capaian yang luar biasa, bisa kita bayangkan berapa nilai tambah yang bisa diterima petani saat ini,” ungkap Jamil dengan bangga.

Kepala Barantan juga menambahkan bahwa sepanjang bulan Januari hingga Maret 2019, selain RDB Olein, Kalimantan Tengah tercatat juga melakukan ekspor turunan kepala sawit lainnya seperti Palm Kernel Expeller sebanyak 17.350 Ton dengan nilai ekspor sebesar 81 M, Crude Palm Oil sebanyak 11.998 Ton setara Rp 93 miliar dengan negara tujuan Vietnam, Thailand dan Tiongkok. Ada juga karet lempengan (Natural Rubber) sebanyak 3 juta lembar setara Rp 137 miliar tujuan India, Jerman, Turki, Finlandia, Israel serta Rusia.

“Untuk mendukung pertumbuhan ekspor industri hilir minyak sawit, Barantan telah memberi kemudahan pelayanan sertifikasi ekspor kepada pelaku usaha berupa PPK Online dan Inline Inspection guna pemenuhan persyaratan SPS (Sanitary and Phytosanitary) sehingga lolos negara tujuan ekspor,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Karantina Palangkaraya Parlin R. Sitanggang menyampaikan data dari sistem otomasi perkarantinaan di wilayah kerjanya bahwa komoditas unggulan ekspor lainnya dari Kalimantan Tengah ialah Kayu Jelutong, Plywood dan Aquatic Plant yang juga banyak diminati Negara-negara Asia, Eropa bahkan Amerika Serikat. 
Ada juga potensi ekspor produk hewan di Kalimantan Tengah yang memiliki nilai jual yang tinggi yaitu sarang burung walet (SBW). 

“Potensi ekspor sarang burung walet yang keluar dari Palangkaraya sebesar 120 Ton pertahun dengan nilai jual perkilonya sebesar 13 juta sehingga potensi ekspor pertahun bisa mencapai Rp 1,5 triliun,” ujar Parlin.

Dalam mewujudkan ini memerlukan kerjasama dengan pihak pemerintah propinsi Kalimantan Tengah untuk menarik investor yang mau mendirikan rumah pemrosesan sarang burung wallet. “Jika di Kalteng sudah ada rumah produksi walet, maka SBW asal Kalteng bisa langsung diekspor, tidak perlu lagi melalui tempat lain atau antar area seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan,” terang Parlin.

Sehingga kesejahteraan taraf hidup petani walet pun akan meningkat dengan menerima harga jual yang lebih tinggi.

“Karantina Palangkaraya senantiasa siap memfasilitasi untuk melakukan pendampingan jika ada pelaku usaha walet yang ingin mendirikan rumah produksi walet yang sesuai dengan standar protokol karantina Tiongkok” tambahnya.

Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran yang hadir dan melepas ekspor dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian atas pembangunan pertanian diwilayah kerjanya.

“Dengan melihat data pertumbuhan yang disampaikan Barantan, kita berharap kedepan adanya langkah konkret dalam menggenjot ekspor, tidak hanya satu komoditas tapi seluruh komoditas yang dimiliki oleh petani di Kalimantan Tengah,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama untuk mengoptimalkan potensi ekspor di tiap-tiap provinsi, Kepala Barantan, menyerahkan Aplikasi iMace (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports). Aplikasi yang baru saja diluncurkan oleh Menteri Pertanian, Rabu (13/3) lalu merupakan peta ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dapat digunakan oleh pemerintah provinsi sebagai dasar pijakan kebijakan dalam pengembangan potensi ekspor produk pertanian di wilayahnya.

Melalui aplikasi ini pemerintah provinsi dapat melihat daftar transaksi ekspor komoditas pertanian di provinsinya, grafik tren ekspor komoditas, negara tujuan ekspor, daftar eksportir dan daerah asal komoditas hingga potensi ekspor yang dapat dikembangkan di wilayahnya masing-masing. Ini bentuk salah satu terobosan kerjasama pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mendorong akselerasi ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa sektor nonmigas. (sam/soc/sla)

 


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:10

57 Jamaah Calon Haji Diberangkatkan

<p>PANGKALAN BUN- Sebanyak 57 orang Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Kotawaringin Barat…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers