SAMPIT – Ketua tim pemenangan Willy M Yoseph – Wahyudi K Anwar (WIBAWA) di Kotim Jhon Krisli menyebut ada sejumlah faktor di balik kegagalan mendulang suara. Jhon menyebut, di kawasan yang dipetakan menjadi daerah lumbung suara ternyata banyak yang tidak hadir ke TPS. Musababnya adalah penundaan pilkada yang mestinya digelar 9 Desember 2015 lalu.
Ya, angka partisipasi pemilih di Kotim memang rendah. Data yang dirilis deskpilkada Kotim, jumlah suara yang digunakan hanya berkisar pada angka 33 persen lebih dari total DPT.
Minimnya sosialisasi pelaksanaan Pilgub Kalteng juga membuat banyak warga tak hadir ke TPS. KPU dianggap kurang maksimal mensosialisasikan ke daerah pedalaman, dan hanya fokus ke perkotaan.
”Data kami melihat partisipasi pemilih jauh dari target, dan mungkin di bawah Pilbup Kotim kemarin. Tingkat partisipasi yang rendah ini kami cukup sesalkan,” ujar Jhon Krisli.
Jhon menegaskan, mesin partai dan tim sudah bekerja maksimal. Hanya, mereka selama ini fokus ke basis yang dianggap menjadi lumbung suara rival. ”Kami juga mengapresiasi kerja teman-teman tim relawan dan Fraksi PDIP di DPRD Kotim,” tuntas Jhon.
Di tempat lainnya, aura kemenangan belum akan pergi dari Tim Pemenangan SOHIB di Kotim. ”Ini kami anggap sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Kotim kepada SOHIB. Bagaimanapun kami cukup senang dengan hasil demikian, ini bukan kemenangan tim tetapi kemenangan masyarakat Kotim,” ujar Ketua Tim Pemenangan SOHIB Kotim, Parimus, kepada Radar Sampit Kamis (28/1) kemarin. (ang/dwi)