SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 09 April 2019 15:03
AWASSSSS!!!!! Merekam Kemunculan Buaya Pertaruhkan Nyawa
Penampakan buaya yang diduga terjadi di wilayah Kalimantan Timur.(IST)

SAMPIT – Beredarnya video tentang buaya di sungai membuat warga Kotawaringin Timur penasaran. Warga masih mempertanyakan lokasi predator berukuran besar tersebut berada di wilayah Kotim atau bukan.

Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah saat dikonfirmasi Radar Sampit mengatakan, berdasarkan pengamatannya melalui rekaman video berdurasi 30 detik, buaya yang diperkirakan sepanjang 4 meter tersebut bukan berasal dari Perairan Kotim.

”Sepertinya ini bukan di wilayah Kotim, tetapi memang ada yang menyebut itu lokasinya di Bagendang. Kalau dicermati lagi dalam video sungai tersebut, logat bahasa yang merekam, mirip bahasa dari suku Bugis,” kata Muriansyah.

Dia mengatakan, video buaya beredar sejak dua hari yang lalu. Dia menduga lokasinya di Kaltim. Dia menyesalkan menyesalkan tindakan warga yang merekam aktivitas buaya yang mendekati permukiman penduduk.

Tindakan ini membahayakan, karena nyawa yang dipertaruhkan. Terlebih warga juga memberinya makan, sehingga buaya tersebut akan sering datang ke lokasi tersebut untuk mencari makan.

”Warga yang merekam itu mungkin belum sadar dampak dari perbuatannya, karena itu tindakan yang dapat membahayakan dia dan keluarganya. Apalagi kalau dia memberi makan, kemungkinan buaya itu akan sering mendatangai lokasi itu untuk mencari makan,” katanya.

Muariansyah mengatakan, beredarnya video tersebut mengingatkannya kembali pada peristiwa yang terjadi pada Maret 2018 lalu di Kecamatan Seranau, Desa Ganepo, dan di Kecamatan Cempaga, Desa Sungai Paring pada 28 Desember 2017.

”Ini mirip seperti kejadian di Kecamatan Seranau, Desa Ganepo, dan Kecamatan Cempaga, Desa Sungai Paring,” katanya.

Dikatakannya, saat itu kejadian berlokasi di sekitar pelabuhan penyeberangan Desa Ganepo. Saat itu lokasi serangan tepat di dekat rumah warga.

”Warga penjual sayur ikan dan ayam di situ hampir setiap pagi membersihkan kotoran (perut) ayam dan ikan di tepi sungai. Lalu, kotorannya langsung di buang ke tepian sungai. Ternyata, ada buaya menunggu di sekitar lokasi tersebut,” kata Muriansyah.

Kejadian tersebut sudah berlangsung lama, karena kebiasaan salah seorang warga yang membuang kotoran ayam dan ikan membuat buaya tersebut kembali mendatangi lokasi tersebut.

”Karena kebiasaan warga tersebut, buaya sering singgah ke lokasi tersebut. Dari Buaya seukuran 1 meteran sampai besar menjadi 3 meteran. Sampai saat ini, buaya tersebut masih sering terlihat berada di sekitar pelabuhan,” ujarnya.

Hal yang serupa juga terjadi di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, pada 28 Desember 2017 lalu. Berdasarkan pengakuan aparat desa dan warga setempat di sekitar lokasi, salah seorang warga yang memiliki ternak ayam kerap kali membuang bangkai ayam yang mati ke sungai sehingga memancing kedatangan buaya.

”Itu sama saja ’mengundang’ buaya untuk datang ke desa,” tuturnya.

Menyikapi tindakan warga yang masih memiliki kebiasaan membuang bangkai ikan atau kotoran ayam, dan sampah lainnya, Muriansyah mengimbau warga  agar kebiasaan tersebut segera dihentikan.

”Kami minta kepada perangkat desa dan warga agar jangan lagi membuang bangkai ayam ke sungai. Lebih baik dikubur. Kami meminta kerja sama perangkat desa untuk memberitahukan hal tersebut kepada peternak ayam ras di desa,” katanya.

Setelah hampir dua tahun kejadian tersebut berlalu, dia mendapat laporan dari warga bahwa di sekitar lokasinya yang sebelumnya sering didatangi kehadiran buaya kini tak lagi menampakkan diri.

”Alhamdulillah, setelah anjuran kami dituruti, tidak ada lagi laporan serangan atau kemunculan buaya di Desa Sungai Paring. Kami berharap tidak hanya dua desa saja yang menerapkan tetapi seluruh desa di Kotim yang bermukim di sekitar sungai agar menghentikan kebiasaan membuang bangkai ikan, ayam, atau sampah lainnya ke sungai,” tandasnya. (hgn/yit/ign)

 

 

 


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers