SAMPIT – Tim pemenangan pasangan Sugianto Sabran-Habib Said Ismail (SOHIB) Kotim meminta semua pihak, terutama tim pasangan calon Willy-Wahyudi (WIBAWA) agar tak sembarangan melempar isu terkait dugaan kecurangan. Pasalnya, hal itu dapat membuat pendukung di tingkat akar rumput memanas dan memantik konflik.
Wakil Ketua Tim Pemenangan SOHIB Kotim Ary Dewar menilai, dugaan adanya kecurangan dalam Pilgub Kalteng secara tidak langsung mengarah dan menuding SOHIB dan tim pemenangannya meraih suara dengan cara curang. Dia menilai isu itu sengaja dilempar karena PDIP gagal total mendongkrak suara WIBAWA, terutama di basis partai tersebut.
”Jangan buat isu yang mencoba menggiring opini publik. Ini kami nilai rawan menyulut gesekan antarpendukung di akar rumput. Kita sebagai politisi mestinya memahami hal tersebut,” tegas Ary Dewar.
Hal senada diungkapkan Ketua PKS Kalteng yang juga anggota tim SOHIB Heru Hidayat. Dia meminta masyarakat selalu menjaga suasana Kalteng tetap kondusif. Saling klaim kemenangan dapat menimbulkan perselisihan yang dapat menyulut konflik terbuka.
”Saya minta masyarakat tetap menjaga situasi kondusif Kalteng, karena saling klaim bisa membuat pendukung di tingkat akar rumput memanas,” katanya.
Masih panasnya suhu politik terlihat dari pleno tingkat PPK di Kecamatan Ketapang, Kotim. Ketua Tim WIBAWA Kotim Jhon Krisli yang juga Ketua DPRD Kotim, nyaris adu jotos dengan anggota tim SOHIB yang hadir dalam pleno itu. Untung aparat sigap dan segera meredam perselisihan itu, sehingga pleno bisa terus dilanjutkan.
Sebelumnya, Koordinator Gugus Tugas Pemenangan WIBAWA, Dedi Sitorus, mengklaim menemukan banyak kecurangan dan pelanggaran. Misalnya, pemilih dari perkebunan yang menggunakan KTP bukan Kalteng. ”Banyak sekali mobilisasi seperti itu, lalu pemilih mencoblos berkali-kali di seluruh kabupaten,” tuturnya.
Ditemukan juga PPK yang melaksanakan perhitungan di luar surat keterangan yang telah dibuat mereka sendiri. ”Tidak diberitahukan kepada pasangan calon selama 1x24 jam, bahkan Bawaslu pun tidak mengetahui hal tersebut. Jadi ini sudah ada upaya massif untuk mengobok-obok hasil, supaya dengan segera ditetapkan,” terangnya.
Tim WIBAWA di Kotim juga mengklaim menemukan dugaan kecurangan dalam Pilgub Kalteng, khususnya di daerah pedalaman dan pinggiran kota. Kecurangan itu, yakni diduga ada pembagian uang dengan nominal bervariasi antara Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. (ang/arj/ign)