SAMPIT – Petani semangka dan melon di Sampit terancam gagal panen akibat tingginya curah hujan. Lahan pertanian semangka dan melon terendam air sehingga tanaman rusak.
“Hujan deras terus, akhirnya jadi rusak,” jelas Norbisa, petani di Jalan Teratai V, Sampit.
Melon kuning dan semangka kuning yang berusia sekitar 2 bulan lebih mengalami kerusakan karena terendam. Bahkan buah melon dan semangka kuning itu pun tak mau berbuah besar. Selain itu, daun-daun yang awalnya hijau jadi menguning kecoklatan.
“Buahnya itu cuma kecil, enggak mau besar. Terus daun-daunnya juga rusak ada yang menguning ada yang mengering juga,” ungkapnya.
Melon dan semangka kuning tersebut sebenarnya dua pekan lagi sudah siap dipanen. Dia sudah memperkirakan antara masa tanam dan panen. Norbisa memulai masa tanam pada awal Maret lalu, sehingga bisa panen menjelang Lebaran. Namun, realita tak sesuai ekspektasinya. Ia harus menerima kenyataan gagal panen.
“Ada kerugian juga ya sekitar Rp 10 juta buat beli pupuk, benih, dan bayar orang juga. Kalau ditotal lahan yang buat nanam melon dan semangka ya kurang lebih setengah hektare ada,” ungkapnya.
Meskipun gagal, ia mengaku tak kapok untuk menanam melon dan semangka. Usai membersihkan lahan yang rusak tersebut, dia akan menanami melon dan semangka lagi. Namun, ia masih akan menunggu waktu yang tepat.
“Saya enggak kapok meski baru pertama belajar menanam semangka dan melon malah gagal seperti ini. Nanti suatu saat saya nyoba nanam lagi,” ujarnya. (rm-97/yit)