SAMPIT-- Wilayah Selatan Kotim dinilai sangat rawan muncul kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di musim kemarau saat ini. Komandan Satgas Karhutla, Letkol Inf Sumarlin Marzuki menegaskasn, hal ini perlu diwaspadai.
Menurutnya lahan gambut di sana cukup luas, dan menjadi langganan karhutla setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2018, sekitar 300 hektare lahan yang terbakar di wilayah selatan.
Dikatakannya pula, belajar dari penanganan karhutla tahun lalu, diakuinya penanganan karhutla di wilayah selatan terbilang paling sulit. Selain wilayah kebakaran yang luas, akses jalan menuju lokasi kebakaran juga sangat sulit, dari jalur darat. Sehingga memang perlu bantuan pemadaman dari jalur udara. Ditambah lagi tidak adanya sumber air di lokasi kejadian.
”Jadi penanganan sejak dini dan cepat harus dilakukan, agar kebakaran tidak semakin meluas. Sebab jika semakin luas maka akan sangat sulit untuk dikendalikan,"tegas Sumarlin.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Muhammad Yusuf menjelaskan, tahun ini Pemkab Kotim mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk menangani karhutla.Dana tersebut lebih besar dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1 miliar. Diungkapkannya, anggaran tersebut digunakan untuk operasional, uang lelah dan konsumsi personel di posko karhutla, yang tahun ini bakal bertambah dari 30-40 hingga 70 orang jumlahnya.
”Semoga dengan bertambahnya anggaran dan lengkapnya alat untuk penanganan karhutla, penanganan tahun ini dapat lebih maksimal lagi,” tandasnya. (dc/gus)