PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran kembali mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di sekitar lokasi alternatif calon ibu kota agar tidak menjual tanahnya.
Memang rencana pemindahan ibu kota ini cukup berdampak terhadap peningkatan harga jual tanah. Meski demikian, Sugianto mengingatkan masyarakat tidak tergiur dengan harga tinggi karena kebutuhan akan tanah akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
”Kalau nanti Kalteng ini ditetapkan sebagai ibu kota, maka masyarakat akan berbondong-bondong datang ke sini, sehingga kebutuhan terhadap lahan pun akan lebih besar, sehingga harganya pasti akan lebih tinggi. Jadi jangan tergiur dengan harga ratusan juta,” katanya.
Menurutnya, dalam waktu beberapa waktu beberapa tahun ke depan terutama setelah lokasi ibu kota tersebut ditetapkan, maka harga tanah di Kalteng naik berkali-kali lipat. Hal ini tidak hanya karena kebutuhan pembangunan, namun karena terjadi penambahan jumlah penduduk.
“Kalau pemindahan ibu kota itu, bukan hanya pembangunan yang dilakukan. Tapi orang akan berbondong-bondong datang, artinya secara tidak langsung kebutuhan tempat tinggal akan bertambah. Pastinya berdampak pula terhadap tanah,” ucapnya.
Sugianto menegaskan bahwa dirinya tidak ingin masyarakat Kalteng terpinggirkan karena tidak memiliki tanah. Maka dari itu, masyarakat diingatkan lebih memilih mengelola tanahnya untuk sesuatu yang bermanfaat daripada menjualnya.
Ada banyak sektor usaha yang bisa dilakukan dan mempunyai nilai ekonomi besar, seperti pertanian ataupun perkebunan. Dengan pengelolaan yang tepat, tanah yang tidak begitu luaspun akan memberi dampak besar bagi pemiliknya.
“Apalagikan di Kalteng ini tanahnya subur, jadi tinggal dikelola saja. Kalau dilakukan pengelolaan dengan baik, pasti berdampak ekonomi tinggi. Kalau dijual hanya untung sementara, tapi tanah hilang dan tidak dapat dikelola lagi,” pungkasnya. (sho/ign)