PALANGKA RAYA – Langkah Sugianto Sabran menjadi orang nomor satu di Kalimantan Tengah (Kalteng) terbuka lebar. KPU Kalteng telah menetapkan Sugian berpasangan dengan Habib Said Ismail (SOHIB) menjadi pemenang Pilgub Kalteng mengalahkan pasangan Willy M Yoseph-Wahyudi K Anwar (WIBAWA).
Meski, ada gugatan dari pasangan WIBAWA, peluang Sugianto masih besar. Sebagai politikus dengan latar belakang pengusaha perkebunan sawit di Kotawaringin Barat (Kobar), konflik kepentingan jika Sugianto menjadi Gubernur Kalteng sangat besar. Terutama terkait kebijakan investasi.
Mengenai hal itu, sejumlah aktivis lingkungan memberikan pendapatnya. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalteng Arie Rompas mengatakan tantangan besar akan dihadapi berkaitan dengan upaya penyelamatan lingkungan di Kalteng. Kebijakan yang berkaitan dengan upaya penyelamatan lingkungan menjadi taruhan jika pemimpinya tidak berpihak pada paradigma lingkungan hidup untuk keselamatan warga dan generasi mendatang.
”Sebagai akibat salah urus pengelolaan lingkungan. Telah terjadi konflik agaria, bencana ekologi seperti kebakaran hutan dan bencana banjir juga korupsi di sektor sumber daya alam (SDA),” katanya.
Menurut Arie, Gubernur Kalteng ke depan harus mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat dan upaya penyelamatan lingkungan. Bukan untuk kepentingan golongan atau kelompoknya, karena masalah lingkungan adalah masalah semua orang yang sifatnya universal.
”Tantangan untuk memimpin penegakan hukum menjadi taruhan, karena banyaknya perusahaan yang selama ini lepas dari jeratan hukum, karena lemahnya aparat dalam menjalankan fungsinya,” tegasnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Sementara itu, Direktur Save Our Borneo (SOB) Nordin mengatakan tugas awal Sugianto jika nanti menjadi Gubernur Kalteng adalah menuntaskan rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) dan mendorong selesainya RTRW kabupaten atau kota. Selain itu, investasi harus ditata, apalagi basis pengusaha tentu sangat paham mana pengusaha yang betul investor atau divestor alias modal dengkul.
”Sekarang izin satu pintu. Saya pikir asal jangan dikendalikan dan dijerumuskan oleh pihak yang berkepentingan. Maka cagub dan cawagub ini bisa saja jalan sambil memperkuat berbagai lini. Ingat keadaan sengkarut terjadi disamping kebijakan pimpinan juga, karena ada permainan di kalangan dan level dibawahnya,” jelasnya.
Latar belakang Sugianto yang pengusaha, lanjutnya, justru akan membuat Sugianto mengerti betul bagaimana menyikapi investasi nakal dan abal-abal. Meski ada yang beranggapan ekspansi usahanya akan semakin meluas, namun hal itu dinilai tak sepenuhnya benar.
”Berapa kuat sih seorang gubernur mengelola usaha kalau sambil jadi gubernur,” katanya.
Apabila nanti Sugianto mengeluarkan kebijakan yang merugikan banyak masyarakat dan lingkungan serta tidak sesuai prosedur, Nordin menegaskan akan mengkritik.
”Kami terus ingatkan serta tidak menutup ruang komunikasi dengan rakyat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,” tandasnya. (tim)