PALANGKA RAYA – Indonesia akan memasuki fenomena bonus demografi, yakni peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan. Hal itu terjadi karena keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).
Program Keluarga Berencana mengubah struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk nonusia kerja (0-14 tahun dan di atas 65 tahun) terhadap penduduk usia kerja (15-64 tahun). Bonus demografi merupakan kondisi populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif.
”Puncak bonus demografi akan terjadi antara tahun 2029-2035 dan itu dapat diperpanjang apabila kita membudayakan keluarga kecil yang berkualitas, karena bonus demografi dapat dirasakan sebagai dampak dari TFR yang rendah,” kata Plt Kepala BKKBN Provinsi Kalteng, Satyawati Kusumawijaya dalam sambutannya.
Terkait permasalahan stunting, lanjutnya, telah menjadi program prioritas nasional (pro pn). Kalteng memiliki program Ela Hindai Stunting. Dalam program itu, Pemprov Kalteng bekerja sama dengan instansi terkait, termasuk BKKBN dalam menangani stunting.
”Beberapa program BKKBN juga dimaksudkan bukan membatasi jumlah kelahiran, melainkan mengatur kelahiran dan meningkatkan kualitas SDM. Dengan keluarga yang berkualitas, akan meningkatkan kesejahteraan,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Antakusuma sekaligus Ketua Koalisi Kependudukan Kobar Jeffri Wattinema mengatakan, untuk memperpanjang bonus demografi diperlukan tiga unsur, yakni kebijakan pengendalian penduduk, penurunan fertilitas, dan penurunan rasio ketergantungan.
”Kalau kita bisa menjalankan tiga unsur tersebut, dipastikan akan menambah atau memperpanjang bonus demografi di Indonesia. Namun, apabila tidak, bisa jadi akan mempersingkat prosesnya,” ucapnya.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 200 orang yang terdiri dari Kepala Dinas di Kobar beserta jajaran, civitas akademika, kepala sekolah, pelajar SMA, dan mitra kerja terkait. Jeffri Wattinema saat itu juga jadi pembicara dengan pembahasan ”Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Bonus Demografi".
Pembicara lainnya adalah Tukas Umar, Kabid Sosial Budaya dan Pemerintahan Bappedalitbang Kalteng dengan pembahasan "Strategi Pemerintah Provinsi Kalteng dalam Penanganan dan Pencegahan Stunting". (agf/hms)