Sungai Jelai menjadi pemisah antara wilayah Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Jelai, banyak perkampungan-perkampungan kecil, terutama yang masuk wilayah Kalbar.
FAUZIANNUR, Sukamara
Desa Sukaramai menjadi wilayah Kalbar paling dekat dan tepat berbatasan dengan Kota Sukamara. Desa yang berpenduduk sekitar 300 jiwa ini berada di bantaran Sungai Jelai. Jika menyusuri ke arah hulu sungai, sekitar 15 menit perjalanan menggunakan speedboat, atau 30 menit menggunakan perahu mesin maka akan mendapati sebuah perkampungan, yakni Desa Jambi. Desa ini cukup strategis karena menjadi pintu masuk terdekat warga di Kalbar ke Sukamara melalui jalur sungai.
“Banyak juga warga Sukamara yang bekerja di perkebunan wilayah Jambi, sehingga saat hari libur mereka ke Sukamara. Begitupun pekerja perkebunan kelapa sawit yang ingin ke luar kota lewat Sukamara lewat pelabuhan Jambi ini,” ujar Maskur, salah seorang warga.
Belum terbukanya akses jembatan Jelai, sehingga pelabuhan Jambi menjadi pintu masuk terdekat ke wilayah Kalbar maupun sebaliknya dan hanya dapat diakses melalui jalur sungai. Padahal, badan jalan menuju jembatan Jelai sudah terbuka dari wilayah tersebut, tetapi belum bisa dimanfaatkan karena masih belum terhubung dengan jembatan.
Jika perjalanan naik lagi ke wilayah hulu sungai sekitar 10 menit lagi, dapat dijumpai lagi perkampungan Batu Arang. Perkampungan ini merupakan sebuah dusun dan masih menjadi satu wilayah administrasi dengan Desa Sukaramai. Keberadaan dusun ini sebelumnya terisolasi karena hanya bisa diakses lewat jalur sungai, tetapi dalam beberapa waktu terakhir sudah bisa ditembus melalui jalur darat melalui jalan perkebunan sawit yang sudah dibuka.
“Warga dusun yang bermukim di bantaran sungai banyak dari pendatang dan menetap. Sedangkan pemukiman bagian atas merupakan warga asli yang sudah lama tinggal disini. Kehidupan warga selama ini berjalan baik. Sekarang sudah dibangun perkebunan kelapa sawit, sehingga jalan sudah tembus ke wilayah Riam Durian. Dari sana sudah bisa ke Pangkalan Bun ataupun Sukamara. Di wilayah seberang jalan juga sudah tembus ke Jambi, namun tidak bisa ke Sukamara karena jembatan belum terhubung,” cerita warga setempat.
Melihat akses jalan yang sudah terbuka melalui jalan-jalan yang dibangun oleh perusahaan perkebunan, terutama desa maupun dusun di wilayah Kalbar terdekat dengan wilayah Sukamara, maka jembatan Jelai jelas mempunyai peranan penting dalam membuka akses darat antara Kalteng dan Kalbar. Warga kedua wilayah pun mempunyai keterkaitan, baik ikatan keluarga dan perekonomian, sehingga sejatinya pemerintah kedua wilayah lebih serius dalam membangun jembatan yang hingga kini tak kunjung selesai.(fzr/sla)