SAMPIT – Api yangmembakar hutan dan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian tak terkendali. Bahkan, kebakaran merambah wilayah perkotaan. Akibatnya, asap dengan bau menyengat masih mencemari udara Kotim.
”Siang tadi, setelah pawai, saya langsung ke lokasi kebakaran. Api sampai mendekati jalan aspal di Jalan Tjilik Riwut Km 11. Alhamdulillah, tim gabungan pemadam karhutla segera turun ke lokasi melakukan pemadaman,” kata Sufiansyah, Sekretaris Kecamatan Baamang.
Selain di Jalan Tjilik Riwut, karhutla juga terjadi di Kecamatan Kotabesi. ”Di Kotabesi Hilir sampai sekarang api belum juga mati. Ini saya keluar dari dalam hutan karena sudah merasa pengap, kesulitan bernapas,” kata Camat Kotabesi Ninuk Muji Rahayu saat berada dilokasi kejadian.
Api juga membakar lahan di Jalan HM Arsyad Km 24, tepat di pinggir jalan. Satu mobil tangki dari PT Pelindo berupaya melakukan pemadaman. ”Tim gabungan sempat kehabisan air, sehingga menggunakan tossa kecil berisi tangki air untuk pemadaman. Api baru bisa padam sekitar 12.30,” kata Riswan, operator HT PT Pelindo.
Sementara itu, tim gabungan pemadam karhutla kemarin berpencar memadamkan api di sembilan lokasi kejadian, di antaranya perbatasan Kotabesi, perumahan Metro, Jalan Moh Hatta, perumahan Betang Raya, Jalan Jenderal Sudirman Km 11, Jalan HM Arsyad Km 24, dan Sagonta Kota.
”Ada hampir sepuluh lokasi kejadian karhutla hari ini (kemarin, Red) dan semua personel sebanyak 50 orang diturunkan dan dibagi menjadi beberapa regu untuk memadamkan api,” kata Yephi Hartadi, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim, Minggu (18/8).
Yephi mengatakan, kemarau panjang membuat lahan dan hutan kering, sehingga sangat mudah terbakar. ”Jadi, kalau ada puntung rokok saja atau ada masyarakat yang membakar-bakaran kecil, api bisa membesar, apalagi lahan kita ini lahan gambut,” ujarnya.
Menurutnya, lahan gambut menjadi tantangan berat bagi tim pemadam. Upaya pemadaman harus dilakukan berulang-ulang karena api yang masih menyala di bawah. Bahkan, api bisa hidup kembali apabila cuaca panas menyengat dan terus meluas. Hal itu membuat petugas kewalahan harus bolak-balik memadamkan api di lokasi yang sama.
Untuk mencegah api tak meluas, pihaknya melakukan pendinginan di area sekitar lokasi titik api. ”Pekerjaan itu pun tidak gampang, karena ada beberapa lokasi kejadian yang jaraknya dari permukaan jalan cukup jauh, sehingga tidak sampai terjangkau,” ujarnya.
Di samping itu, lanjutnya, sumber air yang jauh dari titik lokasi kejadian juga menjadi kendala petugas dalam proses pemadaman. Pihaknya harus bolak balik membawa mobil tangki untuk mengisi air dengan jarak yang cukup jauh.
Meski demikian, proses pemadaman terbantu dengan kehadiran helikopter pembom air. ”Kami cukup terbantu dengan water bombing yang turut melakukan pemadaman di sejumlah lokasi yang sulit dijangkau,” ujarnya.
Dalam satu kali operasional, helikopter tersebut bisa melakukan 20-30 kali bom air dengan tandon air yang berisi sekitar 4.000 liter. ”Ada sekitar 75 kali water bombing yang dilakukan menggunakan bantuan pemadaman helikopter,” ujarnya yang juga ikut melakukan pemadaman menggunakan helikopter.
Lebih lanjut dia mengatakan, Pemkab Kotim memiliki tiga mobil tangki dari BPBD Kotim dan satu tangki dari Disdamkar. Untuk alat mesin penunjang pemadaman, alkon, dan sebagainya ada sebelas.
”Kami juga ada mengajukan bantuan peminjaman armada mobil tangki sebanyak empat dari DLH, Dinas PUPR, dan dari PT Sari Anjir Serapat, tetapi belum serah terima,” ujarnya.
Yephi mengharapkan peran masyarakat dapat ditingkatkan untuk membantu petugas pemadam karhutla dan segera melaporkan apabila ada kebakaran atau oknum masyarakat yang melakukan pembakaran karena unsur kesengajaan. (hgn/ign)