PALANGKA RAYA – Pelayanan ruang oksigen yang disediakan Pemerintah Kota Palangka Raya diserbu masyarakat. Sejak layanan gratis itu dibuka, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya mencatat sudah 67 orang yang berkunjung dan merasakan layanan tersebut.
Plt Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengatakan, data tersebut dihimpun dari 17 layanan ruang oksigen yang tersebar di wilayah kota. Pihaknya memperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah.
”Apalagi saat ini telah ditetapkan dengan status darurat karhutla. Kemungkinan bertambahnya pengunjung itu pasti ada," katanya, Rabu (18/9).
Andjar menuturkan, Dinkes memastikan layanan diprioritaskan bagi masyarakat yang mengalami gangguan pernapasan akibat kabut asap. Bahkan, bagi pasien yang terpapar asap tidak perlu antre dan langsung masuk ke ruang oksigen.
”Yang perlu oksigen nggak perlu antre. Langsung diberikan pelayanan saja," katanya.
Ruang oksigen yang disediakan Pemkot tersebar di 17 titik, yakni di Puskesmas Tangkiling, Rakumpit, Jekan Raya, Bukit Hindu, Menteng, Marina, Kereng Bangkirai, Kalampangan, Panarung, Pahandut, dan Puskesmas Kayon.
Selain itu, RSUD Kota Palangka Raya, Ruang Sehat PMI Palangka Raya, Ruang Sehat PMI Kalteng, Rumah Oksigen Muhammadiyah, Ruang oksigen RSUD Doris Sylvanus, dan Rumah Singgah Sehati Dinas Sosial Kota Palangka Raya.
”Ada yang buka 24 jam, ada yang tidak. Pelayanan yang ada rawat inap itu dipastikan buka 24 jam. Masyarakat bisa berkunjung kapan saja," katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Kalteng Irawati mengatakan, perlu aksi nyata untuk memadamkan api, sehingga ada upaya langsung turun ke lapangan membantu tim yang bertempur dengan kebakaran di garis depan.
”Tidak perlu berdebat dan menyalahkan, karena yang diperlukan saat ini adalah tindakan nyata," kata Irawati.
Legislator dari daerah pemilihan Kotim dan Seruyan ini turut merasakan dampak buruk kebakaran lahan. Asap pekat sangat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat. Dia mengapresiasi kerja keras seluruh Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan yang bekerja siang dan malam mempertaruhkan nyawa untuk memadamkan kebakaran lahan gambut.
Irawati mengaku merasakan sendiri beratnya tugas yang dipikul petugas pemadam di lapangan. Sabtu (14/9) lalu, dia bergabung dengan tim petugas pemadam untuk memadamkan api di sejumlah titik di Kotim. Seperti petugas lainnya, dia naik di atas mobil pemadam kebakaran di tengah terik matahari. Mereka lalu terjun memadamkan kebakaran lahan gambut.
”Saya melakukan hal tersebut bukan untuk mencari sensasi atau perhatian. Hal ini serius karena saya ingin turut membantu petugas memadamkan api dan merasakan bagaimana beratnya," ujarnya.
Pekan lalu, dia bersama Karang Taruna Kotim juga turun ke jalan membagikan masker kepada warga untuk membantu mencegah peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terhirup asap kebakaran lahan. Dia berharap langkahnya itu menjadi gerakan moral yang bisa menyentuh kepedulian masyarakat.
”Semakin banyak orang yang membantu, semakin cepat pula dampak bencana ini bisa ditanggulangi," ujarnya.
Politikus perempuan dari PDIP ini juga akan memperjuangkan kebijakan menyangkut pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan agar tidak terus berulang. Dia berharap karhutla segera berlalu. (sos/dc/ign)