SAMPIT – Pecinta sastra yang tergabung dalam komunitas Kata Mentaya gelar kegiatan yang bertajuk Malam Kata. Dalam kegiatan ini para anggota komunitas membawakan deklamasi puisi, musikalisasi puisi, ngobrol sastra, dan pembacaan cerita pendek (cerpen) yang merupakan ciptaan sendiri. Kegiatan digelar di cafe 88 Radar Sampit, Sabtu (28/9) malam.
Penanggung jawab kegiatan Daru Resty Paujiah menyampaikan, semua puisi maupun cerpen yang dibawakan oleh anggota komunitas pada Malam Kata merujuk kepada kerinduan, yang mana sesuai dengan tema kegiatan Dendang Rindu Sang Bumi.
“Makna dari dendang rindu sang bumi itu adalah, kita menuangkan kerinduan akan apa saja yang ada di bumi baik itu manusia, tumbuhan, ataupun yang lainnya yang berada di bumi. Semua kerinduan itu kita tuangkan dalam tulisan”, ujar Daru.
Kegiatan dilaksanakan satu bulan sekali, bertujuan untuk menjalin keakraban antaranggota dan untuk merekrut anggota baru, karena ada beberapa anggota yang bergabung saat melihat penampilan. Selain itu, dalam kegiatan ini juga dapat menuangkan apa yang tidak bisa diungkapkan dalam sebuah alunan kata.
Salah seorang penggiat sastra yang ada di Sampit, Arya Sidarta menjadi pembicara dalam rangkaian kegiatan ngobrol sastra. Banyak hal yang disampaikannya untuk memotivasi anggota komunitas dan pengunjung lain dalam bersastra, tak hanya motivasi Arya Sidarta juga menceritakan beberapa pengalamannya dalam membuat karya sastra.
“Kita tidak akan bisa menuliskan rasa sakit yang benar-benar sakit, dan kita tidak akan bisa menuliskan perih yang benar-benar perih, jika kita belum merasakan sakit atau perih itu sendiri. Karena sejatinya manusia harus mempunyai tiga unsur, yaitu logika, etika, dan estetika. Yang mana ketiganya saling berhubungan,” pungkasnya. (dia/dc)