SAMPIT-- Sekalipun kondisi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah mulai diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. Namun, proses pengeboman air untuk melakukan pemadaman kebaran hutan dan lahan (Karhutla) harus terus dilakukan. Sebab di beberapa titik yang tidak dapat dijangkau jalur darat, tetap harus dilakukan penyiraman sampai tuntas melalui jalur udara.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor menjelaskan, hujan memang terjadi dalam waktu tiga hari terakhir, dan cukup efektif memadamkan api. Namun, kondisi titik kebakaran yang tidak dapat dijangkau jalur darat harus tetap dipadamkan melalui jalur udara. Terlebih menurutnya, jika lahan yang terbakar luas maka dipastikan akan tetap akan ada bara api, untuk itu perlu proses pendinginan melalui jalur udara.
"Lokasi titik kebakaran yang dipadamkan melalui udara juga harus terus dilakukan bom air untuk pendinginan," ujar Halikin, yang juga merupakan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim.
Sebab lanjutnya, jika tidak lakukan proses pendinginan, dikhawatirkan jika kondisi cauca kembali panas dan ditambah angin, api kembali menyala dan memperluas lahan yang terbakar.
"Saat ini tim darat juga terus melakukan pedinginan, di lokasi lahan yang sudah padam. Hal tersebut guna untuk benar-benar memadamkan api. Sebab karateristik gambut, api padam di atas, namun dibawah hingga lima meter masih terus menyala. Karena itu sistem penyiraman air harus disuntik ke dalam tanah," pungkas Halikin. (dc/gus)