SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 07 Oktober 2019 16:14
WOW LAGI..!!! Pemkab Kotim Usulkan Menara Jelawat Rp 40 Miliar
BAKAL BERTAMBAH: Fasilitas di ikon jelawat bakal bertambah. Pemkab Kotim akan membangun menara pemantau dan akuarium raksasa.(USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan  mengusulkan kembali pembangunan menara pantau berbentuk ikan jelawat. Penambahan fasilitas itu akan menelan dana hingga Rp 40 miliar.

”Rencananya pembangunan menara jelawat itu memerlukan biaya Rp 40 miliar. Pembangunannya ditunda karena ada kendala teknis. Mudah-mudahan nanti bisa terwujud. Akan tetap diupayakan," kata Sekretaris Daerah  Kotim Halikinnor, akhir pekan lalu.

Menara jelawat rencananya dibangun di kawasan pinggir Sungai Mentaya dengan tinggi bangunan sekitar 37 meter. Pembangunan menara jelawat itu sebagai objek wisata baru, melengkapi objek wisata ikon jelawat yang saat ini sudah ada di pinggir sungai.

Menara jelawat rencananya difungsikan sebagai menara pantau. Melalui menara berbentuk ikan jelawat berukuran besar itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan Kota Sampit dari ketinggian.

Rencananya, taman ikon jelawat akan dilebarkan  beberapa meter ke arah timur, menjorok   ke arah Sungai Mentaya untuk ruang terbuka hijau (RTH). Kemudian, ada pembangunan satu patung ikan jelawat setinggi 37 meter dan akuarium raksasa. Tak jauh dari lokasi tersebut akan dibangun tempat parkir bertingkat untuk pengunjung agar kendaraan tidak lagi parkir di badan jalan seperti sekarang.

Di bagian bawah menara jelawat, akan dibangun akuarium besar yang menampung semua jenis ikan air tawar di Kotim, ditambah dengan fasilitas artistik lainnya. ”Ini bagian dari upaya pengembangan pariwisata, khususnya objek wisata buatan di kawasan kota. Kami berharap ini nanti terealisasi,” kata Halikinnor.

Sektor pariwisata diyakini akan mampu menjadi andalan baru membantu mendongkrak pendapatan dan perekonomian daerah. Menurut Halikin, sektor pariwisata Kotim menunjukkan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Pengembangan pariwisata juga sebagai antisipasi terhadap kemungkinan kabupaten ini dimekarkan, sehingga bisa berdampak terhadap sumber pendapatan daerah.

Pembangunan akuarium dan menara pantau merupakan program yang tertunda. Dari semua megaproyek Pemkab Kotim, ada dua yang tertunda yakni  pembangunan fasilitas ikon jelawat bersamaan dengan pembangunan siring Sungai Keramat, Kecamatan Baamang.

Batalnya penambahan fasilitas di ikon jelawat itu lantaran dari hasil kajian teknis akan berdampak buruk terhadap alur pelabuhan di Sampit. Sebab, rencana pembangunan itu akan menjorok lagi ke tengah sungai, sementara kapal yang bongkar muat di pelabuhan yang posisinya tepat di samping bagian utara ikon akan terganggu.

Pengajuan pembangunan ini tentunya akan dilakukan di APBD murni 2020 ini, yang sebentar lagi akan dibahas bersama di DPRD Kotim. Pembangunan ini setidaknya akan memerlukan waktu dua tahun, yakni 2020 hingga 2021 dengan sistem tahun jamak. (ang/ign)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers