SAMPIT–Sebuah pencapaian besar untuk Kabupaten Kotawaringin Timur yang berhasil meraih juara umum pada pelaksanaan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (PEDA-KTNA) Provinsi Kalteng XII yang dilaksanakan bulan Juli lalu.
”Beberapa bulan lalu kita telah menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Peda KTNA XII. Kita juga berhasil meraih menjadi juara umum tingkat provinsi dan menjadi tuan rumah terbaik sepanjang sejarah,” kata Kepala Dinas Pertanian saat menyampaikan laporan pada kegiatan Rembug Paripurna KTNA Kotim, Senin (7/10).
Atas pencapaian tersebut, kabupaten Kotim mulai bersiap melaksanakan Pekan Nasional (Penas) KTNA yang akan dilaksanakan Oktober 2020. Pihaknya pun juga telah mengusulkan anggaran untuk mempersiapkan pelaksanaan tersebut.
”Pusat menginginkan keikutsertaan peserta di Kotim sebanyak-banyaknya dan juga ada dari kabupaten yang lain. Persiapan menghadapi agenda akbar itupun sudah kami ajukan ke Pemkab Kotim sekitar Rp 1,2 miliar,” katanya.
Dalam Rembug Paripurna KTNA yang dilaksanakan di Kotim, Made menyampaikan ada beberapa hal yang dibahas. Diantaranya memilih pengurus KTNA yang baru, mengusung program kerja dalam kurun waktu lima tahun ke depan, serta mempersiapkan dengan matang persiapan mengikuti Penas KTNA di Sumatera Barat Padang 2020 mendatang.
”Kita berharap dari hasil rembug ini, kita bisa semakin matang mempersiapkan diri menghadapi Penas KTNA XVI dan mudah-mudahan dengan doa kita bersama kita bisa goal, saya kira kita pasti bisa, karena petani kita bisa meraih juara II tingkat Provinsi itu sudah salah satu bukti petani kita bisa meraih juara di tingkat nasional nantinya,” katanya.
Asisten III Sekretariat Daerah Kotim Imam Subekti yang mewakili Bupati Kotim Supian Hadi menambahkan, Pemkab Kotim akan mempersiapkan diri menghadapi Penas KTNA.
”Target kita ke depan, kita mulai mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk bersaing di kancah nasional yang akan dilaksanakan di Padang 2020 nanti. Kita berharap pelaksanaan KTNA ini mampu mempengaruhi kebijakan pembangunan desa melalui penyusunan APB-Des sehingga pembangunan lebih banyak diarahkan ke infrastruktur pertanian yang lebih maju ke depannya,” tandasnya. (hgn/yit)