SAMPIT – Bakal calon bupati Kotim Halikinnor menegaskan tak diperintah siapa pun terkait langkah politiknya maju dalam Pilkada Kotim 2020. Niatnya maju murni aspirasi publik dan desakan masyarakat arus bawah.
”Saya menjawab desakan masyarakat yang banyak datang kepada saya, baik saat jam kantor dan di luar. Mereka menginginkan saya bertarung di pilkada kali ini,” kata Halikin.
Halikin juga menegaskan bukan tipikal manusia ambisius. Apabila nantinya dia dipercayakan maju melalui jalur politik, dia akan berusaha maskimal dan memenangkan konstelasi. Apabila tak ada parpol yang mengusungnya, dia juga siap kembali menjalani aktivitasnya sebagai ASN. ”Kalau tidak ada perahu, ya kembali jadi ASN,” katanya.
Sekda Kotim itu juga menepis anggapan yang menyebutkan dia sebagai calon tunggal yang diunggulkan dari sekian banyak jajaran aparatur sipil negara (ASN) lingkup Pemkab Kotim yang mencalonkan diri.
”Teman-teman dari birokrat juga banyak yang mendaftarkan diri di parpol saat masa pendaftaran ini,” kata Halikin.
Halikin juga memastikan pasangannya nanti bukan dari kalangan birokrat. Dia sudah memutuskan nama yang akan menjadi wakilnya. Sosok itu berlatar belakang politikus. Namun, dia masih merahasiakan nama tokoh politik itu. ”Orang parpol yang akan mendampingi,” katanya.
Bupati LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kotim Arsusanto memprediksi Halikin akan jadi calon satu-satunya yang diunggulkan dari unsur pemerintahan. Kalangan birokrat diyakini akan satu suara mendukung Halikin.
Menurut Arsusanto, posisi Halikin saat ini diuntungkan dengan jabatannya sebagai sekda. Dia akan mudah meraih simpati rakyat. Halikin bisa saja memanfaatkan momentum kegiatan pemerintahan untuk menggalang simpati. Meski cenderung berbau pelanggaran, dia menilai hal semacam itu sulit dibuktikan.
”Siapa yang bisa buktikan seseorang menunggangi kampanye bakal calon yang dibungkus dengan kegiatan pemerintahan? Kan sulit,” kata Arsusanto.
Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Kotim Parimus mendorong agar banyak calon bisa maju dalam pilkada kali ini. Idealnya ada sekitar empat pasangan yang bertarung nantinya. ”Dengan begitu akan memberikan banyak pilihan,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, banyaknya calon juga untuk meredam potensi gesekan di masyarakat. ”Kalau hanya dua atau tiga paslon, gesekan antarpendukung sangat rawan terjadi di lapangan. Apalagi jika sampai dua paslon saja. Ini paling rawan lagi,” ujarnya.
Diserbu Balon
Penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati yang dibuka Partai NasDem, diserbu sejumlah bakal calon. Sampai kemarin tercatat ada sekitar sepuluh orang yang merapat ke partai yang memiliki empat kursi di DPRD Kotim itu.
Sekretaris Partai Nasdem Tajudinnor mengatakan, dari sepuluh formulir yang diambil, baru ada empat orang yang mengembalikan, yakni Parimus, Ahmad Sarwo Oboi, Halikinnor, dan Sanggul Lumban Gaol. Pengembalian formulir terakhir pada 23 Oktober.
”Hingga saat ini kami masih menunggu enam orang lainnya mengembalikan formulir,” ujar Tajudinnor ditemui di kantor DPC NasDem.
Dia menegaskan, NasDem tidak membatasi siapa pun yang ingin mendaftarkan diri. Hasil penjaringan nantinya akan disampaikan ke DPW dan DPP NasDen. Di tingkat provinsi akan dilakukan wawancara dan tes lainnya. Nantinya, satu pasang balon bupati dan wakil bupati yang direkomendasikan NasDem akan berkoalisi dengan partai lainnya. (ang/dc/ign)