SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 04 November 2019 11:41
Ajari Kader Lingkungan Hidup Kelola Sampah

Ciptakan Peluang Usaha Baru dari Limbah Rumah Tangga

DAUR ULANG: Kader lingkungan hidup mempraktikan penggunaan keranjang pengelolaan sampah untuk pupuk kompos di Aula Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kotim.( DINTYA AYU PURIKA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim menggelar pelatihan kader lingkungan hidup selama tiga hari. Kegiatan yang melibatkan kader lingkungan hidup dari tiga wilayah kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan Seranau ini sebagai bagian dari program Sampit Green and Clean tahun 2019. Selain itu juga digelar lomba karya berbahan daur ulang tingkat pelajar.

Kepala DLH Kotim Sanggul Lumban Gaol melalui ketua kegiatan Sri Fatmawati  mengatakan program Sampit Green and Clean sudah dilaksankaan sejak tahun 2017. Lewat program ini mengajak masyarakat Sampit dan sekitarnya untuk terus memanfaatkan sampah khususnya sampah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan untuk diri sendiri dan wirausaha mandiri. Dalam kegiatan ini DLH menggandeng seorang Motivator Lingkungan DKRTH Surabaya Adi Candra dan Fashion Designer Novita Rahayu Purwaningsih asal Surabaya.

“Kami ingin dengan kegiatan seperti ini bisa memberikan wawasan lingkungan hidup kepada para pelajar dan kader lingkungan kemudian masyarakat luas lainnya. Ayolah kita sama-sama mengurangi sampah-sampah dengan cara memanfaatkan pengelolaan dan penggunaan daur ulang limbah yang sudah tak digunakan lagi baik itu organik maupun anorganik,” ungkap Sri Fatmawati, Sabtu (2/11).

Di pelatihan kader lingkungan Adi Candra ingin mengajak kader lingkungan hidup bisa memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi kompos. Dengan cara pemanfaatan beberapa keranjang maupun kardus yang tak terpakai lagi. Pengelolaan sampah basah di skala rumah tangga dibuat dengan teknik pengomposan untuk menghasilkan pupuk kompos. Salah satu caranya dengan keranjang sakti, Adi Candra sendiri sering belajar dari masyarakat yang terkadang berinovasi dengan peralatan atau bahan yg dirasa lebih ekonomis atau memanfaatkan barang di sekitar rumah. Tak hanya keranjang saja tapi mengolah sampah organik memakai gentong air bekas.

“Pengaruh media elektronik dan cetak sangat luar biasa, karena dengan adanya publikasi pengelolaan lingkungan dan sampah yang baik di lingkungan rumah tangga dan lingkungan sekitar. Akan mampu menarik magnet keinginan masyarakat luas untuk mengikuti cara-cara tersebut, sehingga ia akan mencoba di rumah. Nah dari situlah siapa tahu akan menjadikan ladang usaha sehingga bisa membantu perekonomian keluarga,” tegasnya.

Ia juga memberikan berbagai tips untuk menjadikan sebuah kampung bisa dijadikan destinasi wisata murah dan menarik. Salah satu contoh yang ia paparkan yakni Kampung Sidoyoso di Jawa Timur, kader pengelola kampung tersebut ingin menjadikan “Kampung Selfie dan Kampung Lampion”, kemudian masyarakat di Sidoyoso menggalakkan UMKM Produk Jajanan mulai dari buah-buahan atau Salad Buah yang dikelola oleh Masyarakat setempat, sehingga bisa menambah uang kas di kampung Sidoyoso.

“Kalau mau jadi kampung wisata harus punya sesuatu yg akan ditonjolkan misalnya ingin menjadikan kampung wisata kuliner terapung atau mengunggulkan Hidroponik. Sehingga kalau kampung sudah punya ciri khas atau icon, akan lebih mudah dikenal masyarakat luas,” ungkap Adi Candra.

Sementara kegiatan pemanfaatan karya berbahan daur ulang limbah atau sampah pun juga sangat diminati oleh beberapa sekolah negeri atau swasta yang ada di Kota Sampit. Hal ini terlihat dari keseriusan mereka saat mengerjakan berbagai karya bermanfaat dari sampah tak terpakai. Beberapa limbah yang diguankan oleh peserta lomba antara lain, koran bekas, cangkang telur bekas, kayu, kardus bekas, kain dan kaca bekas, serabut kelapa, dan cangkang hewan kerang yang sudah mati.

“Anak-anak di Sampit ini sangat inovatif ya, bahkan ada ranting kayu yang bisa digunakan. Kulit kayu pun bisa dimanfaatka untuk tas fashion, ini langka ya jarang-jatang ada yang produksi kulit kayu untuk tas, ini bisa dikembangkan dan berinovasi dengan gaya terbaru. Supaya nilai jualnya lebih tinggi, untuk pembimbing dan DLH Kotim agar terus membimbing dan memfasilitasi lomba-lomba serupa ini supaya semakin maju,” ungkap Novita Rahayu Purwaningsih. (rm-97/ton) 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers