PANGKALAN BANTENG – Kebakaran hebat terjadi di Desa Mulya Jadi, Kecamatan Pangkalan Banteng, Selasa (5/11) dini hari. Api melahap habis bangunan kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, perpustakaan dan WC di SMP Negeri 4 Pangkalan Banteng.
Sekolah yang bersebelahan dengan lapangan desa itu kini menyisakan puing-puing bangunan. Hanya dua unit kipas angin dan proyektor yang sempat terselamatkan, sisanya turut hangus beserta bangunan yang berdiri sejak tahun 2008 silam itu.
Informasi yang dihimpun, api diketahui sudah naik ke atas bangunan sekitar pukul 01.30 WIB. Saat itu api membakar ruang perpustakaan dan kelas IX. Selang beberapa menit api dengan cepat menyebebar ke ruang kelas VIII dan VII serta melumat habis ruang kepala sekolah yang juga merupakan lobi sekolah di kawasan yang lebih dikenal sebagai kampung DU itu.
“Api cepat merembet ke ruang utama yang menjadi tempat kepala sekolah dan juga WC yang berada di sebelahnya,” ungkap Irfan Pribadi, salah seorang warga setempat yang mendatangi TKP saat api masih berkobar.
Menurutnya warga tidak bisa berbuat banyak karena kondisi api sudah membesar. Selain ketiadaan alat pemadam, lokasi itu sedang kekeringan akibat kemarau. “Warga tidak bisa berbuat apa-apa, karena api sudah membesar,” ungkapnya.
Kepala SMP 4 Pangkalan Banteng, Tukilah mengatakan bahwa pihaknya mendapat kabar sekitar pukul 02.15 WIB. Saat itu seorang guru menghubunginya dan melaporkan bahwa kebakaran telah menghanguskan sekolah.
“Hanya kipas angin dan proyektor yang sempat diselamatkan. Itu pun karena nekat, saat itu salah satu penghuni rumah dinas guru nekat masuk ruangan saya untuk mengambilnya. Kondisi sudah gelap dan asap mulai masuk,” terangnya.
Selain satu unit bangunan yang terbagi menjadi beberapa ruang itu, ada satu unit bangunan laboratorium IPA yang bisa diselamatkan. Saat api berkobar, warga sekitar sekolah mendorong tembok perpustakaan yang saat itu sudah miring dan akan roboh ke gedung yang belum selesai pembangunannya itu.
“Saat atap runtuh, konstruksi tembok makin rapuh. Dan saat itu warga berinisiatif merobohkan tembok perpustakaan yang berada di sebelah lab IPA,” katanya.
KBM Tetap Jalan
Meski tak memiliki ruang belajar lagi, Tukilah menegaskan bahwa KBM (kegiatan belajar mengajar) bagi 91 pelajar di sekolah tersebut tetap akan berlangsung sambil menunggu proses pembangunan kembali sekolah di perkampungan eks transmigrasi tersebut.
“Proses KBM akan tetap kita lakukan dengan segala keterbatasan yang ada, sambil menunggu proses pembangunan kembali,” katanya.
Terkait hal itu pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Kepala SDN 1 Mulya Jadi. Rencananya pihak SD untuk sementara akan meminjamkan ruang kelasnya sambil menunggu penyiapan ruang belajar darurat di sekolah tersebut.
“Sementara menumpang dulu di SD dan dalam beberapa hari ini kita akan siapkan ruang darurat dengan menggunakan ruang laboratorium IPA dan juga satu bangunan rumah dinas kepala sekolah,” terangnya.
Pantauan koran ini puluhan pelajar yang datang tampak menangis saat mengetahui sekolahnya benar-benar terbakar. Tak hanya pelajar putri, pelajar putra yang biasanya lebih tegar juga tak kuasa menahan kesedihan.
“Tahu terbakarnya tadi pagi, lihat di story WA orang-orang. Sempat mengira hoaks, namun saat lihat grup WA orangtua ternyata benar sekolah kami yang terbakar,” ungkap sejumlah pelajar putri yang saat itu coba ditenangkan oleh gurunya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kobar, Rosihan Pribadi mengatakan bahwa kejadian ini merupakan musibah dan pihaknya tetap akan memprioritaskan upaya pembangunan kembali gedung sekolah dan juga perlengkapannya.
“Besok ( hari ini) Wakil Bupati akan menggelar rapat dengan TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) Kabupaten Kobar untuk membahas rencana pembangunan SMP ini tahun 2020 mendatang,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah yang langsung meninjau lokasi mengungkapkan bahwa SMP 4 akan menjadi prioritas dalam pembangunan tahun 2020 mendatang.
“Kita akan upayakan segera mungkin untuk dibangun kembali. Meski masih menunggu tahun 2020 tapi ini akan menjadi prioritas,” tegasnya.
Wabup juga menegaskan bahwa terkait penyebab kebakaran pihaknya meminta agar masyarakat tidak berasumsi yang pada akhirnya justru membuat keruh suasana. “Saya berpesan agar masyarakat tidak berasumsi yang aneh-aneh. Biarkan aparat kepolisian yang melakukan penyelidikan hingga akhirnya mengambil kesimpulan berdasarkan fakta-fakta di lapangan,” terangnya.
Menurutnya saat ini yang lebih penting saat ini adalah memastikan agar proses belajar mengajar tetap bisa berjalan meski dengan kondisi yang ada. “Yang kita utamakan adalah bagaimana anak-anak ini tetap bisa belajar, dan Pemkab Kobar akan memastikan itu,” pungkasnya. (sla)