PANGKALAN BUN - Karyawan gudang pupuk di Jalan Pasir Panjang, Desa Batu Belaman, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) digegerkan dengan keberadaan buaya sepanjang 105 centimeter. Buaya muara diketahui sedang terjebak dalam parit (selokan) yang terdapat disekitar gudang, Senin (3/2) pukul 08.20 WIB.
Keberadaan buaya tersebut sempat membuat karyawan pergudangan itu ketakutan. Proses evakuasi berlangsung dramatis. Dengan menggunakan seutas tali, salah satu di antara mereka menjerat leher buaya itu untuk memudahkan penangkapan. Kemudian yang lainnya lantas menutup mata anakan buaya itu. Sebelum dimasukan ke dalam karung para karyawan terlebih dahulu mengikat mulut buaya tersebut agar lebih aman.
Polisi Hutan yang sekaligus tim Wild Rescue Unit (WRU) SKW II BKSDA Kalteng, Muda Yulivan membenarkan penangkapan buaya muara yang dilakukan oleh karyawan gudang pupuk tersebut.
Menurutnya SKW II BKSDA Kalteng mendapat laporan dari masyarakat bernama Ari Chandra yang bekerja di PT Saprotan, bahwa security di tempat ia bekerja menemukan satu ekor buaya di parit gudang pupuk.
“Kemudian buaya diamankan dengan mengikat moncong buaya dan badan buaya, serta sudah dimasukan ke dalam karung,” ujarnya, Senin (3/2).
Muda menjelaskan saat ini buaya tersebut dibawa ke SKW II BKSDA Kalteng dan selanjutnya akan ditranslokasi (lepasliarkan) ke SM Lamandau.
Ia menduga, buaya tersebut terbawa arus air saat hujan deras yang terjadi sehari sebelum penemuan. Karena selokan tersebut bila dirunut terhubung dengan Sungai Batu Belaman.
Sementara itu, Heru salah seorang warga Kumai yang juga merupakan salah seorang pencinta reptil mengungkapkan bahwa akhir - akhir ini warga di Sungai Undang yang merupakan aliran Sungai Sintuk melihat keberadaan buaya berukuran sekitar 1 meter lebih.
Bahkan warga sempat juga melihat indukan buaya di sekitar sungai tersebut, mereka menduga buaya tersebut bersarang di sekitar Sungai Undang.
“Tapi yang sering terlihat anak-anaknya, karena kebetulan juga beberapa hari ini hujan deras mengguyur Kobar, diduga terbawa arus air sehingga sering muncul,” pungkasnya. (tyo/sla)