SAMPIT - Minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) kerap kali mencemari air di Desa Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupaten Kotawaringin Timur. Dampaknya, warga tak bisa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Seperti yang terjadi pada Minggu (6/3) pagi sekitar pukul 05.30 WIB, minyak CPO tumpah ke Sungai Mentaya, tepatnya di wilayah Desa Bagendang Hulu. "Tumpahan CPO larut pas di belakang rumah saya," kata Ardianto kemarin (7/3).
Ardianto mengaku tidak mengetahui secara persis asal muasal pencemaran mengingat di Bagendang banyak pelabuhan bongkar muat CPO.
Pencemaran ini bukan pertama kali terjadi, namun tidak ada tindakan dari pemerintah maupun aparat penegak hukum. "Hampir tiap hari saja terjadi seperti itu, belum ada langkah-langkah dari pihak terkait," ujarnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Warga kini tak berani memanfaatkan air sungai karena khawatir berpengaruh buruk terhadap kesehatan mereka. "Sejak sungai tercemar kami tidak lagi mengambil air sungai untuk kebutuhan memasak segala macam," tukas Ardianto.
Selain terganggunya aktivitas warga, pencemaran juga membuat ikan semakin langka. “Biasanya kalau musim hujan seperti ini ikan-ikan sering saja muncul. Sekarang sudah enggak kelihatan lagi,” ucapnya.
Warga hampir setiap hari juga harus mencium bau tak sedap dari CPO yang tumpah di sungai tersebut. Pencemaran paling parah terjadi pada pagi hari.
Sementara itu Kapolsek Sungai Sampit Iptu Masriwiyono mengaku masih belum menerima laporan masalah tersebut. "Sejauh ini kita belum terima laporan dari warga," ungkap Masriwiyono.
Namun menurut mantan Kasat Intel Polres Lamamdau itu dirinya akan menurunkan anggotanya untuk mengecek ke lokasi. (co/yit)