PALANGKA RAYA – Masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah diminta tetap santun dan beretika dalam menyuarakan pendapatnya. Jangan sampai tutur kata yang dikeluarkan menyulut perpecahan dan berujung terciptanya konflik.
”Kita sudah merasakan konflik dan itu sangat merugikan kita semua. Jangan sampai itu terjadi lagi. Sekarang masa depan yang perlu kita bangun untuk kemajuan Provinsi Kalimantan Tengah," kata Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, tadi malam.
Agenda demokrasi yang akan digelar di Kalteng, yakni pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalteng serta pemilihan bupati dan wakil bupati Kotim, mendapat atensi dari Agustiar. Menurutnya, konflik yang berujung pada perpecahan bisa saja terjadi jika sejak sekarang bibit perpecahan tidak dicegah. Karenanya, akses informasi melalui media sosial yang semakin cepat perlu pengontrolan. Selain dari masyarakat itu sendiri, aparat keamaman juga diharapkan bertindak tegas terhadap penyebar berita hoaks.
”Seperti kasus yang terjadi di Sampit kemarin yang melibatkan oknum perguruan silat. Kita semuanya percayakan kepada aparat kepolisian untuk menindaknya. Saya mendukung pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku. Kalau secara hukum bersalah, ya harus dihukum. Kita hidup di NKRI dan semuanya ada aturan dan itu harus ditaati," tegas Agustiar.
Agustiar menambahkan, warga Kalteng, siapa pun itu, perlu menjaga nilai-nilai budaya yang sejak dulu dipegang teguh masyarakat lokal. Karenanya, peribahasa dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung harus menjadi perhatian semuanya.
”Walaupun kita hidup dengar berlatar belakang suku yang beraneka ragam, selama masih menghargai dan mematuhi budaya lokal, kebersamaan pasti akan tetap terjaga," tegasnya. (ton/ign)