PROKAL.CO,
Bagi sebagian orang, limbah kayu industri mebel atau furnitur dinilai tidak berguna. Dibuang, dibakar, bahkan dibiarkan berserakan. Namun, di tangan Sulistiyo, limbah tersebut justru dijadikan kerajinan unik dengan nilai ekonomis tinggi.
YUSHO RICKY PRAYOGA, Palangka Raya
Merintis usaha kerajinan ukiran kayu motif khas Dayak sejak 2014 lalu, Sulistiyo memilih memanfaatkan cukup banyak limbah kayu mebel yang tidak lagi digunakan. Meski hanya memanfaatkan potongan kayu tidak berguna, usaha tersebut mampu menambah pundi-pundi rupiahnya.
Warga Jalan G Obos Kompleks Bhayangkara II Kota Palangka Raya ini menamai usahanya Trio Art. Berbagai ukiran khas Dayak dibuatnya hanya dengan menggunakan alat seadanya. Mulai dari ukiran talawang atau perisai berukuran kecil hingga besar, kecapi, ukiran batang garing, hiasan dinding, hingga ornamen lain yang bercirikan Kalteng.
Tidak ada kriteria khusus dalam memilih kayu untuk dijadikan kerajinan ukiran. Sebab, dengan hanya memanfaatkan limbah kayu mebel tersebut, membuat dirinya tidak kesulitan mencari bahan baku utama kerajinan.
”Limbah kayu dari potongan mebel itu kan biasanya tidak dipakai lagi, jadi itu yang saya olah lagi menjadi sesuatu yang ada manfaatnya. Daripada dibuang, kayu bekas ini saya ambil karena masih memiliki nilai jual,” kata Sulistiyo, Senin (18/1).