SAMPIT – Tensi politik menjelang Pilkada Kotim terus meningkat. Salah satu calon kontestan, yakni bakal calon wakil bupati Kotim Supriadi, menuding lawan politiknya berbuat curang untuk suksesi pesta demokrasi tersebut.
Dia menduga ada skenario kelompok tertentu yang menggunakan fasilitas negara untuk keperluan sosialisasi serta kampanye. Menurutnya, ada bakal calon yang menunggangi fasilitas negara untuk kepentingan politik. Hal itu dinilai tidak mendidik dan tidak baik untuk dunia demokrasi.
”Walau belum ada penetapan calon, tapi kami sebagai bakal calon sudah melihat ini seperti sengaja dibiarkan. Agenda-agenda dibungkus melalui kegiatan pemerintahan dan lain sebagainya, tapi di situ ada kepentingan politik. Seharusnya tidak boleh seperti itu,” tutur Supriadi dalam rilisnya kepada Radar Sampit, Senin (9/3).
Supriadi enggan menyebutkan siapa yang dia maksud. Namun, ada sejumlah bakal calon yang berasal dari lingkaran pemerintahan, yakni Taufiq Mukri dan yang saat ini masih aktif sebagai Wakil Bupati Kotim, Halikinnor (Sekda Kotim), dan sejumlah pejabat lainnya setingkat kepala dinas sampai kepala desa.
Supriadi mengingatkan, aparatur pemerintahan dan perangkatnya harus memosisikan diri sebagai orang netral dan tidak memihak. Bukan malah sebaliknya, justru memfasilitasi kegiatan dengan anggaran daerah untuk kegiatan politik yang dibungkus seremonial pemerintahan.
”Harusnya tidak bisa dong. Mari kita bertarung secara sehat dan fair,” tegas Supriadi.
Dia juga menyesalkan pihak terkait yang diam dan membiarkan. Kondisi demikian seharusnya tidak perlu terjadi jika pihak yang berwenang, seperti Bawaslu hingga Inspektorat berfungsi dengan baik.
”Saya pribadi juga sangat prihatin atas ketidakberdayaan yang berwenang masing-masing dalam rangka menertibkan berbagai atribut ASN di Kotim,” tegas dia. (ang/ign)