SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Sabtu, 14 Maret 2020 10:58
Khawatir Teror Korona Mengganas

Warga Antisipasi Kemungkinan Isolasi Wilayah

ILUSTRASI.(NET)

SAMPIT – Teror virus korona yang terus meluas di Indonesia membuat sebagian warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) khawatir sebaran penyakit itu kian mengganas. Sejumlah warga mulai melakukan antisipasi dengan membeli bahan kebutuhan pokok secara berlebih untuk stok apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan isolasi wilayah.

”Hampir setiap hari selalu ada berita penambahan jumlah pasien yang positif korona di Indonesia. Celakanya, pemerintah merahasiakan domisili pasien yang positif virus mematikan tersebut,” kata Wawan, warga Baamang Barat, Jumat (13/3).

Wawan menuturkan, kekhawatirannya tak berlebihan. Meski Pemkab Kotim mengimbau warga tak panik, tetap saja kewaspadaan perlu ditingkatkan. Apalagi lalu lintas orang keluar masuk Kotim masih sangat bebas dari semua penjuru Tanah Air.

Menurut pegawai swasta ini, penyebaran virus korona yang sangat masif, membuat Kotim tak terjamin sepenuhnya bebas dari infeksi wabah tersebut. Kendati penjagaan ketat dilakukan di pintu masuk Kotim, terutama bandara dan pelabuhan, pembawa virus tersebut bisa saja lolos apabila tak mengalami gejala korona karena baru saja tertular.

Kekhawatiran meluasnya penyebaran virus tersebut, memaksa Wawan membeli sejumlah bahan kebutuhan pokok secara berlebih. Terutama yang bisa disimpan selama berhari-hari, seperti beras, gula, dan lainnya.

Menurutnya, hal itu untuk jaga-jaga apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan isolasi wilayah yang umumnya diterapkan di negara-negara dengan tingkat penyabaran yang parah, seperti Korea Selatan, Cina, atau Italia.

Warga Sampit lainnya, Dedi, juga khawatir penyebaran virus tersebut masuk Kotim. Terus bertambahnya pasien korona, membuatnya mulai mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama di tempat umum. Dia juga membeli sejumlah bahan kebutuhan pokok berlebih untuk jaga-jaga apabila penyebaran virus itu merebak di Kotim.

”Jaga-jaga seperti ini perlu, meski pemerintah mengatakan untuk Kalteng masih aman dari ancaman virus tersebut. Siapa yang bisa menjamin virus tersebut tak menginfeksi warga di Kotim? Apalagi katanya di Palangka Raya ada enam orang yang masih dalam pengawasan tim medis,” ujarnya.

Tanggapan berbeda disampaikan Ical. Dia mengaku tak khawatir meski peningkatan pasien korona terus melonjak. Warga Jalan Tidar ini masih melakukan aktivitas hariannya seperti biasa tanpa takut ancaman virus tersebut. Selain itu, dia juga belum melakukan antisipasi apa pun sebagai persiapan apabila virus itu mewabah di daerahnya.

”Masih biasa saja. Bahkan, saya lihat sebagian besar orang-orang di Sampit sepertinya tak peduli dengan ancaman korona,” ujarnya.

Catatan Radar Sampit, kekhawatiran penyebaran virus korona di Kotim sebenarnya sudah terlihat sejak kabar wabah itu beredar luas di berbagai platform informasi, baik media sosial maupun media massa. Pembelian masker melonjak tajam sehingga berdampak pada harga yang naik. Warga jaga-jaga kemungkinan wabah virus tersebut masuk Bumi Habaring Hurung.

Juru Bicara Penanganan Virus Achmad Yurianto sebelumnya menegaskan, sampai saat ini tidak ada rencana pemerintah menerapkan lockdown atau isolasi pada wilayah tertentu.  ”Kami tidak akan ada opsi lockdown. Karena kalau di-lockdown kita tidak akan bisa apa-apa,” kata Yuri di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/3) lalu.

Menurut Yuri, keputusan lockdown dianggap cukup membahayakan bagi masyarakat. Dia mencontohkan kasus korona di kapal pesiar Diamond Princess. Ketika kapal diputuskan lockdown untuk proses isolasi, justru penularan korona saat itu terjadi cukup cepat kepada penumpang lain.

Atas dasar itu, imbuh Yuri, pemerintah Indonesia lebih fokus pada upaya pelacakan kontak langsung antara pasien positif korona dengan masyarakat. Dengan begitu, mata rantai penularan bisa diputus. “Bahkan meliburkan sekolah pun belum opsinya,” tambah Yuri.

Kendati demikian, kebijakan pemerintah akan terus disesuaikan dengan situasi. Nantinya, keputusan akan diambil bersama para pemangku kepentingan. “Ini akan jadi keputusan bersama yang dikoordinasikan di setiap kementerian,” pungkas Yuri.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor sebelumnya mengatakan, Pemkab telah berupaya maksimal mengantisipasi masuknya virus korona di Kotim. Bahkan, jauh hari setelah ditetapkan sebagai daerah rawan, Pemkab Kotim sudah merapatkan hal tersebut bersama pihak terkait.

”Kami sudah siagakan sejak awal. Sebelum jauh masuk ke Indonesia dan ketika virus masih berada di Wuhan saja Kotim sudah melaksanakan rapat bersama,” ujar Halikinnor. (ign)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers