PALANGKA RAYA- Kebakaraan gedung laboratorium Teknik Hasil Hutan (THH) Kehutananan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) di Jalan Hendrik Timang Minggu (15/3) pukul 22.30 WIB, hanya menimbulkan kerugian materi.
Selain itu hingga Senin (16/3) kemarin, belum diketahui penyebab pasti amukan si jago merah it. Tetapi lagi-lagi api diduga berasal dari arus pendek listrik di bagian atap gedung. Kemudian merembet dan membakar bangunan serta perlengkapan laboratorium.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun ditaksir kerugian mencapai Rp 250 juta. Kini kasus tersebut sudah ditangani tim Mapolresta Palangka Raya.
Pasca kebakaran kemarin, tim Inafis sudah melakukan olah TKP dan memasang garis polisi. Beberapa barang bukti diamankan di lokasi tersebut, dan masih dilakukan penyelidikan mendalam.
"Secara pasti penyebab kebakaran masih diselidiki. Tetapi hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) maupun keterangan saksi diketahui api muncul dari atap, hingga diduga ada arus pendek," ujar Kapolresta Palangka Raya Kombes Dwi Tunggal Jaladri, Senin(16/3).
Jaladri menekankan, beberapa orang sudah diminta keterangan terkait peristiwa tersebut, hanya penyebab sebenarnya belum diketahui. Dan saat ini masih dalam penyelidikan mendalam.
"Konkretnya masih dalam penyelidikan, walau pun memang sudah ada beberapa saksi yang kami mintai keterangan, guna memastikan bahwa peristiwa itu murni akibat bencana atau ada unsur kesengajaan,” terangnya.
Sementara itu, Rektor UPR Andrie Elia Embang menambahkan, bangunan yang terbakar tersebut memang merupakan laboratorium untuk pratikum mahasiswa fakultas kehutanan. Namun belum diketahui apakah saat peristiwa terjadi ada kegiatan atau pun tidak. Hanya saja berdasarkan pengakuan saksi memang api dari bagian atap.
”Yang terbakar ini isinya alat laboratorium Teknik Hasil Hutan (THH). Untuk kenapa bisa terbakar baik dugaan korselting listrik atau bukan, saya belum tahu. Dan itu bangunan juga tidak dijaga secara rinci,” ujarnya.
Elia menambahkan, adanya kebakaran tersebut dipastikan bahwa proses belajar mengajar tidak terpengaruh dan berjalan serta mahasiswa beraktivitas seperti biasa. ”Pokoknya tidak ada yang pengaruh, karena untuk laboratorium di fakultas kehutanan ini masih ada banyak dan proses perkuliahan pun pasti tidak terpengaruh,” ujarnya.
Ditambahkan Kepala Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya Glori Aden, saat satu unit gedung laboratorium milik Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan UPR terbakar, api berhasil pihaknya padamkan sekitar 15-20 menit, dibantu pemadam swasta dan kepolisian.
”Berhasil dipadamkan kurang dari 30 menit dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun sejumlah barang berharga dalam laboratorium hangus terbakar, karena tidak sempat diselamatkan.” Pungkasnya. (daq/gus)