SAMPIT – Meninggalnya Astuti (77), warga Jalan Delima VII, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Sabtu (6/6) siang lalu, dinilai bukan akibat Covid-19. Wanita lanjut usia itu berpulang karena penyakit yang lama dideritanya.
”Saya berteman akrab dengan almarhumah (Astuti, Red). Dia meninggal karena riwayat sakit yang dialaminya sejak lama,” kata Misto (66), rekan Astuti.
Pada Lebaran Mei lalu, Misto sempat mengunjungi korban. ”Saat bertamu, dia (Astuti, Red) ada mengeluh karena sakit tuanya, asam urat,” tambahnya.
Dia menegaskan, Astuti meninggal dunia bukan karena Covid-19, melainkan asam urat. ”Selama ini korban tinggal seorang diri. Tidak punya suami karena meninggalkannya. Anaknya pun di Jawa. Jadi, semasa hidup korban dikenal baik,” tandasnya.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Ketapang Kompol Yosep Thomas Tortet mengatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh Astuti. Namun, dia belum bisa memastikan apakah korban meninggal dunia karena Covid-19 atau bukan.
”Yang bisa menjawab, itu dari pihak Gugus. Kami hanya menanganinya saja,” ujar Tortet melalui telepon.
Seperti berita sebelumnya, kasus penemuan itu pertama kali diketahui Sumaryati (31) yang merupakan tetangga korban. Ia datang ke lokasi untuk bertamu. Namun, dia kaget saat melihat korban sudah tergeletak. Warga sekitar tak berani mengevakuasinya karena khawatir wabah Covid-19.
Wanita lanjut usia itu akhirnya dievakuasi menggunakan protokol Covid-19 oleh petugas hingga langsung dimakamkan. Diketahui korban selama ini ikut bekerja dengan salah satu pemilik hotel ternama di Sampit. (sir/ign)