SAMPIT – Belum selesai pandemi Covid-19, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dihadapkan pada tantangan kebajaran hutan dan lahan. Petugas gabungan berbagai instansi yang jadi garis terdepan memerangi kebakaran mempersiapkan diri menghadapi siklus musiman tersebut agar tak jadi bencana asap yang bisa memperburuk situasi.
Kesiapan itu dilakukan dengan pelaksanaan apel kesiapsiagaan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang digelar Polres Kotim. Dalam apel, Polres mengundang sejumlah instansi terkait untuk turut bekerja sama.
Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin mengatakan, dalam penanganan karhutla harus menerapkan kesadaran dalam diri. ”Tanamkan ini dalam diri kita. Jaga lingkungan, jaga kesehatan, jaga nama baik dan harga diri bangsa," tuturnya, Selasa (9/6).
Dia menambahkan, jika lingkungan rusak, ekosistem akan ikut rusak, sehingga alam tidak seimbang. Jika alam menyeimbangkan dirinya dengan mekanismenya, manusia yang rugi.
”Seperti adanya Covid-19 ini, merupakan mekanisme alam untuk menyeimbangkan dirinya," ujarnya.
Dia menegaskan, perang terhadap karhutla merupakan salah satu upaya menjaga nama baik dan harga diri bangsa. Pasalnya, negara tetangga pernah menuding Indonesia merupakan negara yang suka merusak dan membakar hutan dan lahan, sehingga negara tersebut ikut terkena imbasnya.
”Melalui kegiatan ini saya berharap semua dapat bersinergi, baik unsur pemerintah maupun swasta agar bahu membahu menangani karhutla di Kotim," ujarnya.
Karhutla, lanjutnya, merupakan fenomena alam tahunan. Semua pihak harus terus berusaha mencegah. ”Silakan yang mempunyai ide atau pendapat, usulkan bagaimana cara penanganan karhutla ini. Pemerintah terbuka menerima usulan dari masyarakat," katanya.
Di Kotim, Jakin menambahkan, sudah ada beberapa titik kebakaran hutan lahan yang terjadi. Diperkirakan hal itu baru permulaan. Masih banyak titik lain yang kerap jadi langganan kebakaran.
”Jangan ada pemikiran ini adalah tugas pemerintah saja. Ini merupakan kewajiban kita semua. Mulai dari pemda, instansi terkait, perusahaan swasta, dan masyarakat keseluruhan," katanya.
Dia mengajak semua pihak menyosialisasikan kepada masyarakat terkait dampak negatif karhutla. ”Mari bersama-sama menumbuhkan kesadaran terhadap peraturan yang berlaku. Jangan sampai kita yang melakukan hal tersebut. Mari turut membantu masyarakat yang terdampak di tengah pandemi yang mewabah saat ini. Belum selesai pandemi kita sudah dihadapkan dengan bencana karhutla," kata Jakin. (dia/ign)