Aktivitas bersepeda bisa dijumpai di kehidupan sehari-hari. Namun, bersepeda dengan menyusuri jembatan kayu di bantaran Sungai Arut, Kelurahan Raja Seberang, Kabupaten Kotawaringin Barat, memberikan sensasi tersendiri.
KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun
Gaya hidup sehat dengan bersepeda menjadi tren di tengah pandemi Covid-19. Para penghobi gowes dari sejumlah komunitas kerap terlihat menyusuri spot menarik di pinggiran Kota Pangkalan Bun. Tidak terkecuali di bantaran Sungai Arut.
Misalnya, anak-anak muda yang tergabung dalam milenial Kobar bersama Pemerintah Kecamatan Arut Selatan meluncurkan program bertajuk Gowes to Seberang. Program tersebut sejatinya lebih pada memaksimalkan potensi wisata yang terdapat di Raja Seberang yang sejatinya merupakan kawasan yang mempunyai nilai sejarah tinggi terhadap cikal bakal Kobar.
Terdapat spot menarik, seperti rumah tua berusia ratusan tahun dengan arsitektur bergaya Eropa dan Cina, bangunan bersejarah yang menjadi cikal bakal pendidikan di Kobar, dan yang lebih menarik adalah menikmati kearifan lokal budaya masyarakat bantaran.
Sekretaris Camat (Sekcam) Arut Selatan Rangga Lesmana menuturkan, penghobi gowes di Bumi Marunting Batu Aji yang ingin mendapatkan pengalaman baru, bisa menyusuri permukiman bantaran Sungai Arut Raja Seberang. Bahkan, pihaknya sudah membuatkan rute serta spot yang harus dikunjungi. Bukan saja menggunakan sepeda, tetapi juga bisa berjalan kaki.
”Sudah coba trip to Seberang, ada pengalaman baru yang harus dicoba. Bisa menyusuri dengan berjalan kaki ataupun gowes menggunakan sepeda, yang mau gowes kita beri rute di seberang dan bisa melihat kearifan lokal dan wisata sejarahnya," ujarnya, Senin (15/6).
Dia menjelaskan, program tersebut merupakan salah satu program Kecamatan Arut Selatan bersama Kelurahan Raja Seberang, Mendawai Seberang, serta Milenial Kobar dan pemuda setempat. Tujuannya memberikan alternatif wisata tengah kota
yang murah meriah, menyehatkan, serta dapat memberikan pengalaman yang berbeda.
Selain untuk meningkatkan kunjungan ke seberang, juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui intensnya penggunaan perahu mesin dan rutinnya pengunjung membeli barang barang milik masyarakat setempat yang dijual.
”Mulai dari spot foto hamparan rumput, pemandangan kehidupan dengan kearifan lokal, kampung Cina, sekolah zaman Belanda, dan banyak lagi hal yang bisa dieksplore di permukiman bantaran Sungai Arut," imbuhnya.
Sementara itu, tokoh pemuda Raja Seberang Wardiman mengajak seluruh pecinta olahraga sepeda dan masyarakat mengunjungi Raja Seberang untuk menikmati keindahan Sungai Arut, melihat berbagai aktivitas warga setempat, dan melalui jalan gertak (jembatan) kayu.
”Sangat berbeda sensasinya, tidak seperti gowes di jalanan biasa. Rasanya sungguh sangat menyenangkan dan membuat ketagihan, karena mata kita akan dimanjakan dengan indahnya kearifan lokal Seborang," ujarnya.
Selain itu, pengunjung mendapatkan manfaat seperti kesehatan dan kebugaran tubuh kemudian membantu perekonomian warga dengan membeli jajanan dan berwisata kuliner.
Menurutnya, ada spot menarik yang dapat dinikmati, yaitu kampung Pencinaan, sekolah peninggalan zaman Belanda, Kampung Mendawai, Bugis, Melayu, Dayak yang memiliki keunikan masing-masing.
”Banyak bangunan yang masih autentik yang akan menambah fotomu semakin indah," pungkasnya. (tyo/ign)