PALANGKA RAYA – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah kembali akan dihadapi pemerintah setempat, menjelang kemarau tahun ini. Upacara menggelar Sarana Prasarana (Sarpras) yang dipergunakan kewilayahan ketika memadamkan api pun sudah digelar dari tingkat Polda hingga Polres.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menyampaikan, bahwa kegiatan pengecekan peralatan dalam upacara tersebut merupakan langkah awal untuk memastikan bahwa seluruh komponen siap antisipasi dan penanganan karhutla 2020.
”Secara kesiapan semua siap. Bahkan Provinsi Kalteng sudah menyiapkan anggaran Rp 20 miliar di BPBD Kalteng, artinya segala hal sudah siap. Tak hanya personel tetapi penganggaran. Namun tetap meminta masyarakat tidak membakar hutan dan lahan secara sembarangan," ujarnya.
Dia menekankan, tindakan hukum di tahun 2020 ini bagi pelaku pembakar hutan dan lahan, akan lebih tegas dan meminta semua pihak bertindak secara profesional dan menjunjung tinggi aturan hukum.
"Semua harus bergerak dan sama-sama peduli kepada lingkungan. Jangan sampai insiden 2015 dan 2019 terulang lagi. Pemerintah pun komitmen atas hal itu, apalagi memang menjadi salah satu fokus presiden terkait karhutla,” imbuh Sugainto.
Sugianto melanjutkan, di tahun 2020 ini, memang akan ada perbedaan penanganan. Apalagi tak hanya menghadapi karhutla tapi juga penganan covid-19. Namun hal itu sudah dipikirkan dan dipetakan, sehingga tidak akan berbenturan karena dua hal itu ditangani masing-masing satgas.
"Covid-19 dan Karhutla personelnya beda, jadi jangan khawatir. Namun tetap mengutamakan protokol kesehatan," tegasnya.
Sugianto menambahkan, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh kabupaten dan kota dalam hal penanganan karhutla. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak melakukan tindakan nyata maupun langkah-langkah antisipasi.
”Bahkan saya sudah menyurati pemerintah pusat dalam hal karhutla, termasuk tentang rekayasa cuaca peralihan penghujan ke kemarau, biar gambut terbasahi terutama di kawasan kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, kawasan Tanjung Puting dan Sebangau," paparnya.
Sementara itu, Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo menambahkan, pihaknya pun sudah siap dalam penanganan, penanggulangan hingga tindakan dalam mengantisipasi karhutla di Kalteng. Satu Polres menurunkan dan mensiagakan sepertiga kekuatan atau 100 personel.
Jika digabung bersama Polda dalam menghadapi karhutla menyiapkan 1.500 personel. Namun jika digabung, setiap saat siap melibatkan 2.500 personel baik Polda dan di jajaran Polres.
"Polda Kalteng siap melibatkan 2.500 personel terdiri dari satgas preventif, satgas reperensif dan satgas humas serta satgas multimedia. Dan itu secara simultan bekerja sama dengan pemerintah daerah, masyarakat peduli api, mangla Agni dan TNI. Yakni untuk memitigasi karhutla di seluruh Kalteng," pungkasnya.
Dedi menambahkan berdasarkan acuan data dan perkiraan. Kalimantan Tengah akan menghadapi kemarau basah, artinya karhutla bisa ditekan dan akan ada hujan, sehingga akan sedikit ringan dari kemarau 2015 dan 2019 lalu. (daq/gus)