SAMPIT – Ada cerita menarik di balik kaburnya napi dari Lembaga Permasyarakatan (LP) Klas IIB Sampit, Minggu (3/4) lalu. Sebelum beraksi, keempat terpidana itu bagi-bagi kue kepada tahanan di blok 5C. Disinyalir makanan itu menyebabkan napi di blok itu tertidur lelap.
”Setelah kami cek ternyata sebelum menjebolkan besi di sini, salah seorang napi itu bagi-bagi kue, dan setelah itu keterangan napi mereka tertidur lelap,” ujar Kasubag Tata Usaha Lapas Klas IIB Sampit, Karni N Sinaga, kepada Radar Sampit ketika bertandang bersama rombongan Komisi I DPRD Kotim, Selasa (5/4) kemarin.
Hal itu tak biasa terjadi. Sebab umumnya napi baru tidur lewat tengah malam. ”Kebiasaan tidur mereka itu jam satu atau jam dua (dini hari), karena kondisi lapas yang satu blok cukup padat itu sehingga kepanasan,” ujar Karni.
Dia juga tidak menampik bahwa aksi para napi menggunakan alat bantu. Itu yang masih diselidiki. Sebab, razia rutin di lapas tak menemukan benda yang bisa digunakan napi untuk meloloskan diri.
”Di luar kebiasaan, bisa saja ada ilmu hitam. Besi segitu kuatnya tetapi bisa dijebol,” ujar Karni.
Dari pantauan Radar Sampit, area yang dijebol itu memang tampak tak gampang bila dilakukan sendiri. Apalagi lubang yang dihasilkan hanya muat untuk kepala manusia. Sedikitnya ada dua titik yang dijebol, yakni pintu dan jendela. Setelah jebol, napi keluar dari blok dan memanjat melewati kawat berduri. Pascakejadian itu, napi di blok 6C dipindahkan sementara waktu ke blok 4C, 5C, dan 6 B. (ang/dwi)