SAMPIT – Penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) yang bersumber dari Kementerian Sosial (Kemensos) sudah memasuki tahap 3. Kantor PT Pos Indonesia Cabang Sampit telah menjadwalkan agenda penyaluran BST yang dilaksanakan di Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut Sabtu (11/7) lalu.
Pantauan Radar Sampit, ada empat pegawai termasuk Kepala Kantor Pos Sampit yang datang jemput bola melakukan proses penyaluran di Stadion Lapangan sepak bola yang bersebelahan dengan kantor Kecamatan Pulau Hanaut.
Sejak pagi, puluhan warga sudah menunggu kehadiran pegawai Kantor Pos Sampit. Namun, penyaluran tahap tiga kali ini terpantau tak terkendali. Pasalnya, tak ada perangkat desa maupun petugas keamanan yang mengamankan jalannya proses penyaluran BST, sehingga kerumunan massa tak dapat dihindari.
Puluhan warga dari 14 desa di Kecamatan Pulau Hanaut datang berjejal memadati pegawai Kantor Pos. Mereka berusaha agar bisa segera menerima BST. Situasi penyaluran BST semakin tidak tertib karena tak ada satupun petugas keamanan maupun perangkat desa yang siaga menertibkan warga. Meski ada satu Kepala Desa dari Desa Penyaguan dan petugas pendamping PKH dan BPNT, namun warga dibiarkan berkerumun.
Pendamping PKH di Kecamatan Pulau Hanaut, Wuri Mandasari mengatakan, penyaluran BST pada tahap 1 dan 2 berjalan kondusif. Setiap warga tertib menunggu giliran dipanggil. Namun, pada penyaluran BST tahap 3, persiapan tidak matang. Bahkan, meja kursi untuk pegawai Kantor Pos melakukan kegiatan penyaluran belum disediakan dan warga tidak disediakan kursi, sehingga ketika datang dibiarkan berkerumun.
Wuri mengatakan, persiapan yang tidak matang tersebut dikarenakan pada waktu yang sama ada kegiatan pemeriksaan rapid test untuk Petugas Pemuktahiran Data Pemilih (PPDP), sehingga meja dan kursi digunakan untuk kegiatan tersebut.
Pihaknya telah berupaya menertibkan warga agar tetap menjaga jarak dan menggunakan masker. Namun, dengan banyaknya warga yang datang, pihaknya kewalahan mengingatkan.
”Perangkat desa tidak ada yang datang mengamankan warganya. Ada satu kepala desa dari Desa Penyaguan, tetapi hanya untuk mengurus keperluan warganya saja. Petugas keamanan juga tidak ada yang siaga, padahal petugas Kantor Pos membawa uang negara yang harusnya dijaga. Kami juga sudah berulang kali mengingatkan, tetapi namanya warganya banyak, sehingga tidak semua warga mendengarkan protokol pencegahan Covid-19,” ujarnya.
Selain itu, selama proses penyaluran BST pihaknya juga tidak disediakan alat pengeras suara, sehingga warga berkumpul mendekati petugas kantor pos. ”Alat pengeras suara tidak disediakan. Jadi, warga juga berkumpul dan berdekatan. Kalau jauh khawatir tidak terdengar kalau namanya dipanggil,” ujarnya.
Meski demikian, proses penyaluran BST berjalan lancar sekitar selama empat jam, kendati hujan deras mengguyur wilayah itu.
Kepala Kantor Pos Sampit Hamid Wahidin mengatakan, proses penyaluran BST tahap 3 sudah berjalan sekitar dua pekan terakhir. Sejak saat itu ada sebanyak 6.251 warga Kotim yang telah menerima BST tahap 3.
”Penyaluran tahap 3 sudah mencapai 89,07 persen. Kami harapkan penyaluran BSt ini dapat segera selesai dalam waktu dekat ini,” kata Hamid Wahidin.
Hamid mengatakan, penyaluran BST per tahapan mengalami perubahan. Pasalnya, ada sebagian warga yang tidak mengambil BST tahap 1, sehingga secara otomatis dana BST dikembalikan dan nama yang bersangkutan di black list sebagai penerima BST.
Sebagai informasi, pada tahap 1 alokasi BST di Kotim sebanyak 8.559 KPM dan realisasinya yang sudah tersalurkan sebanyak 6.879 atau 80,7 persen dan tahap 2 alokasi tetap sama dengan jumlah 8.559 KPM dan realisasinya 6.654 KPM atau 80 persen.
”Tahap tiga terjadi perubahan alokasi untuk Kotim dari 8.559 KPM menjadi 7.018 KPM. Perubahan alokasi BST dikarenakan ada sebagian warga yang tidak mengambil BST tahap 1, sehingga secara otomastis nama warga yang bersangkutan tidak terdaftar masuk dalam penyaluran BST tahap berikutnya,” pungkasnya. (hgn/ign)