NANGA BULIK - Sudah satu pekan lebih masyarakat Kabupaten Lamandau dilanda banjir. Tak terhitung lagi jumlah kerugiannya. Lahan pertanian, fasilitas umum, pusat perekonomian terendam. Kondisi ini terjadi di puluhan desa/kelurahan yang tersebar di tujuh kecamatan.
Jalan-jalan penghubung antardesa, antarkecamatan hingga antarprovinsi ikut tenggelam. Akses distribusi barang terhambat. Mobilitas manusia ikut tersendat. Tidak sedikit desa-desa di pedalaman terisolasi dan lambat menerima bantuan akibat jalan yang terputus.
Sebagian warga pun berinisiatif untuk membuat rakit dengan berbagai benda yang bisa mengapung. Layaknya di masa lampau, sampan dan jukung kini jadi alat transportasi utama warga untuk bepergian maupun mengirim bantuan.
"Jalanan sekarang jadi sungai, kami terpaksa pakai sampan untuk menyelamatkan barang dan bepergian agar barang yang dibawa tidak basah," ungkap Dhaly, warga di Jalan Cempaka Nanga Bulik.
Tinggi permukaan air telah berangsur-angsur menurun secara perlahan. Setidaknya dalam dua hari terakhir air sudah turun sekitar 15 cm.
"Saat ini kondisi banjir di dalam Kota Nanga Bulik sudah mulai surut perlahan, kedalaman air berkurang sekitar 15 cm. Namun warga masih bertahan di pengungsian karena air masih cukup dalam," beber Kepala BPBD Lamandau Edison Dewel. (mex/yit)