SAMPIT – Tingginya harga sarang walet dimanfaatkan MK (48) untuk berbuat curang. Warga Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur, ini membuat sarang walet palsu. Bahannya dari mi sohun yang dicetak menyerupai bentuk sarang walet. Seorang pengepul pun sempat tertipu.
Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin mengatakan, pengungkapan kasus pemalsuan sarang walet ini bermula dari laporan warga bernama Rustianur alias Rusti (46). Rusti yang menjadi korban penipuan melapor kepada jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Baamang.
”Setelah diselidiki, rupanya benar saja apa yang dilaporkan oleh warga tersebut. Si pelaku (MK) membuat sarang burung walet palsu di kediamannya, kemudian dijual lagi ke pengepul sarang walet,” ucap Jakin, Kamis (6/8) kemarin.
Sarang walet palsu itu berbahan mie soun atau sohun yang dibentuk menyerupai sarang walet aslinya menggunakan sejenis mal yang dibuatnya sendiri. Sejauh ini MK mengaku melakukan aksi itu seorang diri.
Secara sepintas, sarang walet palsu itu mirip seperti aslinya. Bentuk mie sohun yang lembut dan warnanya putih bersih, secara kasat mata memang hampir mirip dengan sarang burung walet.
Kasus ini terbongkar setelah Rusti curiga dengan bentuk sarang walet yang dibelinya dari pelaku berbeda dengan sarang walet asli. Setelah memeriksa secara teliti dan membandingkan, pengepul sarang walet itu baru menyadari bahwa dirinya jadi korban penipuan. Akibat membeli sarang walet palsu tersebut, korban menderita kerugian jutaan rupiah. Korban melaporkan kasus tersebut ke Polsek Baamang.
”Kami mengimbau kepada para pedagang dan pembeli sarang burung walet agar lebih waspada saat melakukan transaksi jual beli, modus ini terbilang baru dan masih dalam pengembangan guna menyelidiki apakah ada keterlibatan komplotan lainnya,” kata Jakin.
Terungkapnya praktik pembuatan sarang burung walet palsu di Kabupaten Kotim membuat petani, pengusaha, maupun pengepul sarang burung walet merasa dirugikan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Andi, petani sekaligus pengusaha sarang burung walet yang ada di Kabupaten Kotim.
”Tentu kami dirugikan. Apalagi, harga sarang burung walet mulai merosot setelah adanya kasus tersebut,” ucap Andi melalui telepon.
Ia mengatakan, kasus ini sudah ramai jadi pembicaraan dimana-mana. Bahkan, beberapa pengusaha yang berada di luar Kabupaten Kotim ikut khawatir dengan adanya sarang burung walet palsu tersebut.
”Beberapa pengusaha di seluruh Indonesia mengaku waswas. Takutnya, kalau saat ini, sarang burung walet palsu itu masih beredar di mana-mana,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi beredarnya sarang burung walet palsu, pihaknya hanya mengingatkan kepada teman-teman atau komunitas sarang burung walet agar lebih berhati-hati. Sarang burung walet palsu secara kasat mata mirip dari aslinya. Apabila menemukan adanya sarang burung walet palsu, agar segera laporkan kepada polisi.
”Kami sangat dirugikan, di lain sisi, kami sangat bersyukur sekali pihak kepolisian sudah berhasil membongkar praktik pembuatan sarang burung walet palsu itu tadi,” ucapnya.
Sebelumnya, harga normal sarang burung walet di Kabupaten Kotim, mencapai kisaran Rp 13 juta per kilogram. Dengan adanya kasus ini, harga turun Rp 1 juta menjadi Rp 12 juta per kilogram. (sir/fm/yit)